Bagikan:

JAKARTA - Caesars Entertainment pada Kamis 14 September mengonfirmasi adanya pelanggaran data yang mengakibatkan bocornya informasi, termasuk rincian dari database program loyalitasnya.

Perusahaan tersebut mengatakan bahwa peretas mengakses rincian, termasuk nomor SIM dan mungkin nomor Kartu Asuransi Sosial (Social Security), untuk "sejumlah besar anggota dalam database tersebut."

Gangguan tersebut berasal dari "serangan rekayasa sosial" terhadap vendor dukungan TI yang disewakan oleh perusahaan.

"Kami telah mengalami, dan mungkin akan terus mengalami, sejumlah biaya terkait serangan ini, termasuk biaya untuk merespons, mengatasi, dan menyelidiki masalah ini," kata Caesars dalam pengajuan regulasi terbarunya, dikutip Reuters.

Caesars membayar sekitar separuh dari permintaan tebusan sebesar 30 juta dolar AS (Rp460,4 miliar) yang diminta oleh para peretas setelah serangan siber yang terjadi musim panas ini, seperti dilaporkan oleh Wall Street Journal pada Kamis.

Caesars menambahkan bahwa mereka masih menyelidiki sejauh mana kebocoran data "yang diperoleh oleh pelaku yang tidak sah" dan hingga saat ini tidak memiliki bukti bahwa kata sandi/PIN anggota, informasi rekening bank, atau informasi kartu pembayaran diakses.

Operator kasino lainnya, MGM International, juga diduga diretas oleh kelompok yang disebut Scattered Spider, seperti dilaporkan oleh Bloomberg News.

Beberapa sistem MGM tetap lumpuh selama hari ketiga berturut-turut, demikian dilaporkan oleh Reuters pada Rabu 13 September setelah perusahaan tersebut menutup beberapa sistem komputer akibat masalah keamanan siber yang tidak diungkapkan secara rinci.

Analis Moody's telah memperingatkan bahwa MGM Resorts mungkin akan melihat dampak negatif pada peringkat kreditnya setelah pelanggaran data baru-baru ini.