Senator AS Desak Departemen Kehakiman AS Jatuhkan Hukuman Berat untuk Pejabat FTX
Senator AS, Elizabeth Warren desak Departemen Kehakiman selidiki pejabat FTX. (Foto; Dok. Coinkolik)

Bagikan:

JAKARTA – Bangkrutnya salah satu bursa kripto terbesar di dunia, FTX, mendorong senator AS untuk mendesak Departemen Kehakiman AS (DOJ) untuk segera menindak para petinggi FTX. Tidak tanggung-tanggung, senator AS telah mengirimkan surat kepada Jaksa Agung di DOJ.

Senator AS yang paling vokal dalam hal ini adalah Elizabeth Warren dan Sheldon Whitehouse. Keduanya meminta Jaksa Agung Merrick Garland dan Asisten Jaksa Agung Kenneth Polite Jr. supaya DOJ menjatuhkan hukuman kepada Sam Bankman-Fried cs.

"Mengingat komitmen Departemen untuk meminta pertanggungjawaban pribadi para pelaku kejahatan white-collar, kami mengharapkan DOJ untuk menyelidiki tindakan yang menyebabkan runtuhnya FTX dengan pengawasan penuh," ujar Warren.

Sebagai informasi, white-collar crime adalah istilah untuk pelaku tindak kecurangan yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki jabatan atau kewenangan tinggi, baik di sektor pemerintahan maupun swasta.

Meskipun masih belum jelas hukum mana yang dilanggar FTX dan CEO-nya Sam Bankman-Fried dan apakah mereka berada dalam yurisdiksi AS, para Senator meminta Departemen untuk terus menuntut para pejabat FTX.

"Ketika situasi ini terungkap, fakta-fakta baru tidak diragukan lagi akan menjelaskan lebih banyak tentang bagaimana penipuan Bankman-Fried dan rekan-rekannya telah merugikan pelanggan FTX, dan pelanggan dari perusahaan mana pun yang terdampak - dan dapat mengungkapkan bahwa masalah dengan industri kripto meluas jauh melampaui FTX,” tulis senator AS dalam suratnya, dikutip dari DailyHodl.

“Kami mendesak Departemen untuk memusatkan para korban ini saat menyelidiki, dan, jika dianggap perlu, tuntut individu-individu yang bertanggung jawab atas kerugian mereka,” tambah tuntutan senator dalam surat kepada DOJ.

Tidak berhenti sampai di situ, Senator Warren juga telah menegaskan sikapnya terhadap industri kripto dengan menerbitkan tulisan di Wall Street Journal pada Selasa kemarin. Warren bersikeras bahwa kripto kerap dipromosikan oleh para penjahat dan penipu, tidak jauh beda dengan skema penipuan lain.

“Para pendukungnya mengatakan bahwa kripto memiliki janji besar untuk membuat sistem keuangan lebih efisien dan inklusif. Mungkin…” ujar Warren dalam tulisannya.

“Tapi kami pernah mendengar cerita itu sebelumnya. Sejarah dipenuhi dengan skema keuangan yang dipromosikan oleh penjahat dan penipu yang mengklaim bahwa alat terbaru dan terhebat telah berkembang melampaui kebutuhan akan regulasi atau polisi yang bertugas. Selama keruntuhan 2008 dan setiap krisis keuangan sebelumnya, klaim ini telah terbukti sangat delusi. Kripto tidak terkecuali,” tambahnya.