Bagikan:

JAKARTA – Bursa kripto terbesar di dunia berdasarkan volume perdagangan hariannya, Binance, baru-baru ini mendapat tantangan dari tiga senator AS meliputi Elizabeth Warren, Roger Marshall, dan Chris Van Hollen. Ketiganya mempertanyakan keabsahan bisnis dan keamanan aset pelanggan yang ada di Binance.

Ketiga senator itu melayangkan surat ke CEO Binance Changpeng Zhao dan CEO BAM Trading Services Brian Shroder. Surat berisi permintaan dokumen dan jawaban terkait keuangan, manajemen risiko, dan kepatuhan terhadap peraturan ketika menghadapai investigasi mengenai potensi kejahatan.

Binance dan afiliasinya di AS, Binance US, adalah dua entitas terpisah. BAM Trading Services menjalankan bisnis sebagai Binance US. Para senator merujuk pada laporan media yang mengklaim bahwa Binance tengah menghadapi banyak investigasi oleh penegak hukum dan regulator setelah runtuhnya bursa kripto FTX.

Mereka menuduh bahwa Binance dan entitas terkaitnya dengan sengaja menghindari regulator, memindahkan aset ke penjahat dan penghindar sanksi, dan menyembunyikan informasi keuangan dasar dari pelanggan dan publik.

Hal ini mempertanyakan keabsahan bisnis dan keamanan aset pelanggan Binance serta menimbulkan kekhawatiran tentang dampak potensial dari aktivitas ini terhadap stabilitas pasar kripto dan sistem keuangan yang lebih luas.

Dalam surat tersebut, para senator juga mencatat bahwa Binance menyewa perusahaan audit Prancis, Mazars, untuk melakukan audit proof-of-reserves (POR) atas kepemilikan bitcoinnya. Namun, firma audit tersebut kemudian "menghapus halaman web yang berisi laporan tersebut" dan menghentikan aktivitasnya yang berkaitan dengan audit proof-of-reserves untuk perusahaan kripto.

Para senator menyimpulkan surat mereka dengan meminta "dokumen dan jawaban" terkait daftar pertanyaan selambat-lambatnya 16 Maret. Dokumen yang diminta termasuk "salinan lengkap semua neraca Binance dan anak perusahaan Binance dari tahun 2017 hingga saat ini," dan kebijakan dan prosedur anti pencucian uang (AML), melawan pendanaan terorisme (CFT), dan prosedur know-your-customer (KYC) internal mereka.

Salinan surat tersebut juga dikirimkan kepada Gary Gensler, ketua Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC); Rostin Behnam, ketua Komisi Perdagangan Berjangka Komoditi (CFTC); dan Merrick B. Garland, Jaksa Agung AS dari Departemen Kehakiman AS (DOJ).