JAKARTA - Misi keenam pesawat ruang angkasa X-37B milik militer Amerika Serikat (AS) yang memecahkan rekor akhirnya berakhir dan telah mendarat di Kennedy Space Center milik NASA minggu lalu.
X-37B diketahui telah mengorbit Bumi selama 908 hari dengan membawa modul layanan berbagai eksperimen di dalamnya, setelah sebelumnya hanya 780 hari, dan sekarang total penerbangannya mencapai lebih dari 1,3 miliar mil (2,092, miliar km) serta 3.774 hari di ruang angkasa.
Pesawat besutan Boeing itu menjalankan misi yang merupakan kemitraan antara Departemen AS dari Air Force Rapid Capabilities Office dan Angkatan Luar Angkasa AS. Ini didasarkan pada program X-37 NASA yang dimulai pada 1999 sebelum diserahkan ke DARPA pada 2004.
Angkatan Luar Angkasa AS diperkirakan memiliki dua kendaraan X-37B yang sama-sama diproduksi oleh Boeing. Hingga saat ini, keduanya telah menerbangkan enam misi orbit, yang masing-masing dikenal dengan Orbital Test Vehicle (OTV).
“Dengan penambahan modul layanan, ini adalah yang paling banyak yang pernah kami bawa ke orbit pada X-37B, dan kami bangga dapat membuktikan kemampuan baru dan fleksibel ini bagi pemerintah dan mitra industrinya,” ungkap wakil presiden senior di Boeing Space and Launch, Jim Chilton dalam sebuah pernyataan.
BACA JUGA:
Modul layanan itu terpasang di bagian belakang kendaraan yang membawa lebih banyak eksperimen. Termasuk modul Antena Radiofrekuensi Fotovoltaik Laboratorium Penelitian Angkatan Laut, yang memanfaatkan sinar matahari di luar atmosfer bumi dan bertujuan untuk mengirimkan daya ke tanah dalam bentuk energi gelombang mikro frekuensi radio.
Selain itu, X-37B juga membawa FalconSat-8, satelit yang dirancang oleh taruna di Akademi Angkatan Udara AS yang membawa lima muatan eksperimentalnya sendiri. X-37B mengerahkan FalconSat-8 pada Oktober 2021, dan satelit tetap berada di orbit hingga saat ini.
Melansir ZDNet, Selasa, 15 November, eksperimen NASA juga ikut dalam penerbangan X-37B yakni menguji bagaimana radiasi luar angkasa memengaruhi benih tanaman, dan mengukut bagaimana berbagai bahan merespons lingkungan ruang angkasa pada misi yang dijuluki Eksposur Bahan dan Inovasi Teknologi di Luar Angkasa (METIS-2).
Ilmuwan NASA akan menilai materi setelah mereka menghabiskan lebih dari 900 hari di orbit dan membandingkan efek yang diamati dengan simulasi darat.