NASA Luncurkan Perisai Panas yang Bisa Lindungi Astronot di Mars dan Satelit Pemantau Cuaca
Peluncuran Satelit dan LOFTIF (foto: dok. United Launch Alliance)

Bagikan:

JAKARTA - Belum lama ini NASA meluncurkan satelit cuaca baru, JPSS-2 ke orbit kutub di sekitar Bumi. Berbarengan dengan peluncuran itu, mereka juga melakukan uji terbang pelindung panas tiup baru yang disebut LOFTID.

Uji Penerbangan Orbit Rendah dari Inflatable Decelerator (LOFTID) adalah demonstrasi aeroshell (semacam pelindung panas) yang dapat memperlambat dan melindungi muatan, seperti penjelajah atau astronot di pesawat ruang angkasa,  saat turun melalui atmosfer planet.

Siingkatnya, LOFTID merupakan komponen kunci dari sistem pendaratan manusia untuk Planet Mars. Untuk menguji Loftid di Bumi, NASA mengirimnya ke luar angkasa di atas roket United Launch Alliance Atlas V dari Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg di California, Kamis 10 November lalu.

Misi utama roket sebenarnya mengirimkan satelit cuaca ke orbit, tetapi LOFTID ikut dalam perjalanan itu. LOFTID diuji dengan melepaskannya setelah satelit dikerahkan, jauh di atas Bumi, di mana ia mengembang sendiri dan memasuki kembali atmosfer.

Dalam beberapa menit, LOFTID jatuh ke Samudra Pasifik, dari mana pelindung panas dan modul data ditemukan. LOFTID sendiri berbahan dasar teknologi tinggi untuk menahan kondisi di ruang angkasa dan suhu panas ekstrem saat bergerak melalui atmosfer.

Perisai tiup itu akan menciptakan lebih banyak hambatan saat bergerak melalui atmosfer Mars, sebuah proses yang disamakan NASA dengan rem raksasa. Ini artinya, LOFTID dapat membantu mengirimkan muatan yang lebih besar dan lebih berat ke permukaan Mars.

NASA akan bekerja menganalisis kinerja pelindung panas tersebut berdasarkan data sensor dan kamera untuk melihat seberapa efektifnya. Informasi itu akan membantu mengembangkan versi desain yang akan datang. Suatu hari, mungkin akan melihat aeroshell gaya LOFTID beraksi di tempat lain selain Bumi.

Sementara melansir Digital Trends, Senin, 14 November, JPSS-2 sekarang beroperasi seperti yang diharapkan. Satelit itu akan menjadi bagian dari jaringan pemantauan dan prediksi cuaca yang dijalankan oleh NASA dan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).

"NOAA adalah mitra penting NASA dalam menyediakan data penting tentang perubahan iklim, prediksi cuaca, dan pemodelan lingkungan untuk kepentingan warga baik di AS maupun di seluruh dunia," tutur Administrator Asosiasi NASA Bob Cabana dalam sebuah pernyataan.