Website Alameda Research Tidak Bisa Diakses Publik, Imbas Kolapsnya FTX
Situs Web Alameda Research dalam mode private. (Foto; Dok. Tangkapan layar situs Alameda Research)

Bagikan:

JAKARTA – Perusahaan layanan perdagangan kripto Alameda Research dilaporkan terdampak anjloknya harga token FTT. Saat penelusuran, situs resmi Alameda Research, alameda-research.com, tidak dapat diakses oleh publik. Dalam keterangan di laman web-nya, situs tersebut telah di-private.

Sebagai informasi, Alameda Research adalah perusahaan yang didirikan oleh CEO FTX, Sam Bankman-Fried (SBF). Itu adalah perusahaan rekanan FTX yang beberapa waktu lalu telah menjual stablecoin mereka senilai Rp4,5 triliun di bursa kripto FTX.

Menurut laporan CryptoSlate, Sam Bankman-Fried telah menempatkan situs web Alameda Research ke dalam 'mode privat'. Situs web yang dihosting Squarespace diperbarui pada 9 November untuk hanya dapat dilihat oleh anggota tim internal tanpa pengumuman publik.

Informasi saja, Sam Bankman-Fried memiliki sekitar 90 persen perusahaan sejak 2021. Perusahaan Alameda Research dipimpin oleh CEO Caroline Ellison yang belum lama ini turut mengomentari pernyataan bos Binance Changpeng Zhao berencana menjual seluruh kepemilikan token FTT. Ellison menyatakan bahwa Alameda akan membeli token FTT yang dijual Binance.

Laporan juga menyatakan web FTX Ventures mengalami nasib yang sama, karena tampaknya pengaturan DNS telah diperbarui untuk menghentikan pemuatan situs. Sebuah keterangan dari laman tersebut menyatakan, "Situs ini tidak dapat dijangkau," karena alamat DNS tidak dapat ditemukan. Kesalahan ini terjadi ketika pengaturan DNS situs web yang salah dikonfigurasi untuk mengarahkan ke server yang salah.

Versi cache dari situs web Alameda masih tersedia melalui WayBackMachine, yang menunjukkan tim inti CEO Caroline Ellison dan CTO Nate Parke, bersama dengan beberapa pedagang dan penasihat, termasuk mantan Co-CEO Sam Trabucco.

Pembaruan terakhir Ellison di Twitter mengenai neraca Alameda adalah sebelum pengumuman akuisisi Binance. CEO menyatakan bahwa perusahaan memiliki lebih dari “$ 10 miliar aset" dan telah “mengembalikan sebagian besar pinjaman kami sekarang.”

Terlepas dari semua itu, market kripto saat ini terdampak anjloknya token FTT dan kondisi FTX yang mengalami krisis likuiditas. Perusahaan pertukaran kripto terbesar milik Changpeng Zhao juga baru-baru ini dilaporkan gagal mengakuisisi FTX setelah melakukan pemeriksaan internal terhadap kondisi keuangan FTX.