JAKARTA - Persidangan kebangkrutan FTX yang melibatkan Sam Bankman-Fried, pendiri FTX, menjadi sorotan ketika mantan CEO hedge fund Alameda Research, Caroline Ellison, dijadwalkan memberikan kesaksian pada hari Selasa, 10 Oktober.
Kasus ini mencakup tuduhan bahwa Bankman-Fried menyalahgunakan dana pelanggan FTX untuk keuntungan pribadi dan terlibat dalam praktik perdagangan berisiko tinggi. Sebagai informasi, Alameda Research adalah perusahaan rekanan FTX.
Ellison adalah saksi terbaru dalam rangkaian persidangan ini, setelah kesaksian yang menggemparkan dari Gary Wang, salah satu pendiri FTX yang mengaku bersalah atas tuduhan penipuan pada Desember lalu. Wang mengungkapkan bahwa Bankman-Fried memerintahkannya untuk membuat kode yang memungkinkan Alameda menggunakan $8 miliar (sekitar Rp125 triliun) dana pelanggan FTX tanpa persetujuan mereka.
Skandal melibatkan token FTT, token asli FTX, juga menjadi bagian sentral dalam persidangan. Bankman-Fried diduga memerintahkan Alameda untuk menggunakan dana pelanggan FTX untuk membeli FTT, dengan tujuan meningkatkan harga dan popularitas token tersebut.
BACA JUGA:
Sayangnya, strategi ini berbalik ketika Alameda menahan banyak FTT sebagai jaminan pinjaman, memicu keraguan tentang stabilitas dan solvabilitas FTX dan Alameda. Hal ini menyebabkan aksi jual besar-besaran terhadap FTT, termasuk divestasi senilai $50 juta (Rp784 miliar) oleh Binance, pesaing utama FTX.
Kesaksian yang akan diberikan oleh Ellison memiliki potensi untuk mengubah arah persidangan FTX. Selama persidangan ini, telah terungkap taktik manipulasi pasar yang digunakan oleh FTX dan Alameda, dan kesaksian Ellison dapat mengungkap hubungan antara Bankman-Fried, FTX, dan Alameda Research dengan lebih jelas.
Ellison akan memberikan kesaksiannya terkait perannya sebagai mantan CEO Alameda Research, dan mungkin juga akan mengungkap informasi dan skandal yang belum terungkap sebelumnya.