Bagikan:

JAKARTA – Kebangkrutan bursa kripto FTX pada 11 November 2022 yang merugikan jutaan pengguna dari berbagai negara telah menjadi soroton dunia. Hingga saat ini, persidangan yang melibatkan CEO dan pendiri bursa kripto FTX, Sam Bankman-Fried (SBF), masih berlanjut.

Kabar terbaru, munculnya mantan CEO Alameda Research, perusahaan rekanan FTX, Caroline Ellison dalam persidangan telah mengungkap sisi lain kebangkrutan bursa kripto tersebut. Ellison memberikan pengakuan mengejutkan dengan menyatakan bahwa keterlibatannya dalam kepailitan perusahaan justru bukan datang dari dirinya sebagai individu, tapi atas arahan langsung dari SBF.

Ellison mengungkap bahwa SBF memiliki sistem yang memungkinkan penarikan uang dari FTX, yang berperan dalam mengamankan sekitar 14 miliar dolar AS (Rp219 triliun) dari platform perdagangan mata uang digital yang saat ini menghadapi kebangkrutan.

"Saya mengirimkan neraca keuangan yang membuat Alameda terlihat tidak terlalu berisiko," kata Ellison, menggambarkan bagaimana uang yang diambil dari pelanggan FTX digunakan untuk investasi.

Hubungan SBF dan Caroline Ellison yang diduga terlibat dalam hubungan asmara mengalami perpecahan. Terutama sebagai dua inovator awal dalam kemunculan FTX dan Alameda Research.

Sebelumnya, SBF dilaporkan mempengaruhi Ellison untuk meninggalkan Jane Street Capital dan bergabung dengan proyeknya. Tetapi dalam pengadilan, Ellison mengakui perannya dalam menjatuhkan bursa FTX dan menghadapi tuntutan terkait. Meskipun dia mengaku bersalah, dia mungkin mendapatkan hukuman yang lebih ringan dari SBF karena telah memberikan kesaksian.

Meskipun SBF menghadapi tuduhan serius dalam persidangan ini, pengacaranya mungkin diberi izin untuk melakukan pemeriksaan terhadap beberapa saksi. Bersamaan dengan itu, masih banyak pihak yang menantikan pengungkapan lebih lanjut dari Ellison dan saksi lain dalam persidangan ini.