JAKARTA – Persidangan terkait kasus kebangkrutan FTX dan perusahaan rekanannya Alameda Research masih berlangsung. Hal ini menarik perhatian publik, terutama dengan kemunculan pendiri FTX yang sudah tidak aktif Gary Wang dan mantan CEO Alamed Research Caroline Ellison yang memberi kesaksian dalam persidangan tersebut.
Conor Grogan, Direktur Coinbase, telah mengungkapkan beberapa operasi yang mencurigakan yang melibatkan Alameda Research dan FTX terkait penciptaan stablecoin USDT yang dimiliki oleh Tether. Data on-chain menunjukkan bahwa Alameda telah berperan dalam menciptakan USDT senilai $39,55 miliar (Rp622 triliun), atau sekitar 47% dari total pasokan USDT yang beredar saat ini. Sebelumnya, perkiraan mencapai sekitar $36,7 miliar (Rp578 triliun), tetapi angka ini diperbarui oleh Conor dengan menemukan dompet tambahan.
Ketidakjelasan muncul sehubungan dengan hubungan dan transaksi antara Alameda dan FTX, di mana mereka menggunakan deposit pelanggan untuk menutupi kerugian mereka dan terlibat dalam aktivitas perdagangan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran karena reputasi Alameda yang dipertanyakan dan karena Tether tidak pernah menjalani audit independen.
BACA JUGA:
Menurut data yang dibagikan oleh Sam Bankman Fried, pendiri FTX, Alameda telah mencetak lebih banyak USDT daripada total aset yang dikelolanya selama puncak pasar mata uang kripto. Conor menyoroti bahwa menilai penebusan ini sulit, terutama karena koordinasi off-chain yang digunakan oleh Tether. Tether tidak menggunakan alamat setoran seperti umumnya; sebaliknya, dana dikirim langsung ke bagian keuangan.
Dengan asumsi bahwa semua penukaran USDT dari FTX berasal dari Alameda (dan bukan dari pembuat pasar lainnya), mereka menukarkan sekitar 3,9 miliar USDT. Sebagian besar penebusan ini terjadi dalam dua hari selama bulan Mei saat pasar mengalami gejolak.
Sementara itu, berita lain mengungkapkan bahwa Tether mulai meminjamkan stablecoin USDT-nya, meskipun mereka sebelumnya telah menghentikan tawaran pinjaman terjamin. Tether kembali memberikan pinjaman kepada pelanggan lama untuk melindungi mereka dari kekurangan likuiditas atau kebutuhan menjual aset dengan harga yang tidak menguntungkan.
Tidak hanya itu, Tether juga telah melangkah ke dunia kecerdasan buatan (AI) dengan menguasai saham yang dirahasiakan di Northern Data Group, sebuah penambang kripto berbasis di Jerman.
Saat ini, jumlah total USDT yang ada di bursa mencapai level tertinggi dalam beberapa bulan, menunjukkan peningkatan minat para pedagang kripto dalam stablecoin ini. Hal ini mencerminkan meningkatnya kepercayaan dalam mata uang kripto sebagai alternatif untuk mata uang fiat tradisional.