Ketua SEC Gary Gensler Sebut <i>Cryptocurrency</i> Sebenarnya Tidak Terdesentralisasi
Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa AS Gary Gensler. (Foto; Dok. BTC Haber)

Bagikan:

JAKARTA – Selama ini mata uang kripto digembar-gemborkan bersifat terdesentralisasi alias tidak terpusat, ketua Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) Gary Gansler melontarkan pendapat berbeda. Menurutnya, aktivitas di industri kripto justru memperlihatkan kecenderungan tersentral alias terpusat.

Baru-baru ini ketua SEC itu menyatakan bahwa market kripto, secara ironis tidak terdesentralisasi. Gensler berpendapat adanya dominasi pasar yang signifikan di antara beberapa “perantara” di industri kripto, yang menghambat persaingan.

Dalam sambutan yang disampaikan pada acara pertemuan tahunan Asosiasi Industri Sekuritas dan Pasar Keuangan, Gensler menilai perantara pusat di pasar keuangan cenderung mendapat manfaat dari “skala, efek jaringan, dan akses ke data yang berharga.”

“Meskipun inovasi teknologi berulang kali mengganggu model bisnis petahana, sentralisasi masih cenderung muncul kembali,” kata Gary Gensler, dilansir dari CryptoPotato.

Seperti yang dicatat oleh ketua SEC, hanya empat manajer aset di AS yang sekarang mengendalikan lebih dari 80 persen dari total aset yang dimiliki dalam dana indeks perusahaan investasi terdaftar di AS. Market maker ekuitas yang bertanggung jawab untuk menangani pesanan pasar ritel juga cenderung menuju sentralisasi, karena eksekusi sebagian besar terjadi di luar bursa.

Gensler berpendapat bahwa kecenderungan sentralisasi bahkan meluas ke pasar kripto, “yang didirikan atas gagasan desentralisasi.”

“Bidang ini sebenarnya memiliki konsentrasi yang signifikan di antara perantara di tengah pasar,” katanya. “Dengan demikian, kita harus tetap waspada terhadap area di mana konsentrasi dan potensi rantai ekonomi telah terbangun atau mungkin melakukannya di masa depan.”

Lebih lanjut, ketua SEC itu mengungkapkan bahwa pemain besar dalam industri kripto saat ini adalah bursa kripto itu sendiri yang memfasilitasi perdagangan aset digital. Selama krisis di seluruh industri menyusul keruntuhan pasar kripto sepanjang bulan Mei dan Juni, perusahaan-perusahaan yang bangkrut beralih ke bursa-bursa terkemuka dunia seperti FTX dan Binance untuk mendapatkan dana talangan dan dukungan.

“Karena berkaitan dengan perantara, yang disebut pertukaran kripto atau platform peminjaman dan sejenisnya, mereka sangat terpusat,” ujar Gensler.

Perusahaan perdagangan kripto terbesar nomor satu di dunia, Binance, terus melebarkan sayapnya di berbagai sektor industri kripto - mulai dari cloud mining hingga stablecoin. Bahkan, Binance memiliki blockchain-nya sendiri. Terlepas dari semua itu, kecenderungan untuk tersentralisasi merupakan tantangan tersendiri bagi ruang kripto yang terdesentralisasi.