Helloween Kripto: 5 Peristiwa Mengerikan dalam Kripto yang Terjadi Setelah <i>Bull Run</i> Terakhir
Peristiwa paling kelam dalam kripto yang terjadi pada 2021 hingga 2022. (Foto; Dok. CryptoGazette)

Bagikan:

JAKARTA – Cryptocurrency telah mengalami kenaikan popularitas sebagai alternatif sistem moneter dalam beberapa tahun belakangan. Kenaikan besar-besaran market kripto terjadi pada 2021, setelah itu market perlahan-lahan mengalami penurunan hingga 2022 ini. Meski begitu, banyak hal mengerikan terjadi setelah bull run terakhir itu, termasuk kasus penipuan SQUID Token hingga kolapsnya Terra (LUNA).

VOI.id akan memaparkan lima peristiwa mengerikan yang terjadi setelah bull run terakhir. Publik telah menyoroti kasus Terra yang anjlok hingga lebih dari 99 persen. Tak terhitung berapa kerugian materi yang diderita para investor, belum lagi kerugian mental, imbas anjloknya Terra. Rupanya peristiwa menakutkan dalam kripto bukan hanya itu saja. Berikut kelima peristiwa mengerikan yang terjadi setelah kenaikan besar-besaran market kripto.

5 Peristiwa Mengerikan dalam Kripto yang Terjadi Sejak 2021-2022

1. SQUID Token

Pada awal November 2021, telah terjadi peristiwa penipuan atau scamming besar-besaran. Token scam itu bernama Squid Game Token (SQUID). Nama tersebut terinspirasi dari film serial populer saat itu, Squid Game. Mengingat popularitas film tersebut yang tinggi di berbagai belahan dunia, SQUID token mendadak muncul di bursa kripto terdesentralisasi (DEX) PancakeSwap.

Kemunculan tersebut menarik perhatian para penggemar filmnya. Mereka mengira token SQUID diterbitkan oleh pengembang film tersebut. Berdasarkan whitepaper project SQUID, token tersebut adalah kripto play-to-earn yang terinspirasi dari serial film Korea Selatan, Squid Game, yang mengisahkan para peserta game yang bisa berakhir dengan kematian atau kekayaan.

Mulai dari penggemar film hingga trader memborong token tersebut. Pembelian besar-besaran mendongkrak harga token. SQUID menjadi viral dan berhasil meroket hingga 75.000 persen. Namun, kenaikan tersebut hanya sementara. Sayangnya, para trader mengaku tidak dapat menjual token tersebut. Harga token SQUID langsung jatuh hingga lebih dari 99 persen.

Melansir Business Insider, harga token Squid Game telah meroket dari 0,01 dolar AS pada Selasa menjadi 38 dolar AS pada Minggu sebagaimana data dari CoinMarketCap. SQUID naik lagi ke harga 90 dolar AS pada Senin pagi, kemudian meroket lagi hingga tembus 2.861 dolar AS sebelum token tersebut jatuh ke harga 0,003467 dolar AS keesokan paginya.

Pihak platform rangking kripto CoinMarketCap sendiri mengungkapkan banyak laporan yang masuk mengenai tautan ke situs web dan medsos SQUID yang sudah tidak bisa diakses lagi. PancakeSwap akhirnya menutup perdagangan SQUID karena token tersebut diidentifikasi sebagai token scam.

2. Peretasan Ronin Bridge

Pada 29 maret 2022, Ronin Network sebagai penyedia jaringan dompet digital untuk game NFT terkenal Axie Infinity dilaporkan mengalami peretasan. Pelakunya diduga adalah kelompok hacker asal Korea Utara, Lazarus Group. Peretas telah mencuri cryptocurrency Ethereum (ETH) dan USDC, masing-masing 173.600 dan 25,5 juta USDC, senilai hampir 615 juta dolar AS (Rp8,8 triliun) dari sistemnya. Ini menjadi salah satu pencurian cryptocurrency terbesar dalam catatan sejarah.

Untuk menanggulangi masalah itu, Ronin menyatakan telah bekerja sama dengan pelacak blockchain utama, Chainalysis, untuk melacak dana yang dicuri. “Sebagian besar dana masih ada di dompet digital peretas,” kata Ronin.

3. Terra LUNA

Pada bulan 9 Mei 2022 , harga stablecoin algoritmik Terra USD (UST) terlepas dari patok dolarnya. Kondisi ini menyebabkan penurunan harga UST, juga turut menyeret kripto kerabatnya Terra (LUNA) hingga lebih dari 99 persen. Nilai UST dan LUNA anjlok hingga nol rupiah.

Ini menjadi salah satu peristiwa paling kelam yang terjadi dalam industri kripto. Pasalnya para investor LUNA dan UST tidak hanya mengalami kerugian materi saja, mereka juga terkena gangguan mental karena jatuhnya harga kripto buatan Terraform Labs itu. Bahkan, media Korea Selatan juga sempat memberitakan investor yang melakukan bunuh diri akibat peristiwa tersebut. Di forum diskusi Reddit, telah beredar pemberitaan terkait kasus-kasus serupa.

Pemerintah Korea Selatan segera bergerak untuk mengusut masalah tersebut. Mereka bekerja sama dengan Interpol untuk memburu Do Kwon. Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) turut mengecam kondisi tersebut. Namun, hingga saat ini pendiri Terra masih berkeliaran dan menghirup udara bebas. Dia juga masih katif di media sosial Twitter. Sementara para korban belum diketahui apakah mendapat ganti rugi atau tidak.

Terraform Labs adalah perusahaan yang didirikan di Singapura, terdaftar untuk menjalankan bisnis di Korea Selatan sebagai Terraform Labs Korea, dengan kantor pusat di Busan dan cabangnya di Distrik Seongdong di Seoul timur.

Do Kwon mendirikan Terraform Labs Korea pada 21 Juni 2019. Pada 26 September 2019, pendiri Ticket Monster (Tmon) Shin Hyun-sung bergabung dengan perusahaan sebagai salah satu pendiri kedua. Namun, ia mengundurkan diri pada 2 Maret 2020, meninggalkan Kwon untuk menjabat sebagai CEO Terraform Labs.

Firma analitik data blockchain Elliptic mendapat temuan ketika UST dan LUNA jatuh. Elliptic mengungkapkan bahwa Luna Foundation Guard (LFG) telah mengirim Bitcoin-nya, yang digunakan sebagai cadangan UST, ke bursa kripto terkemuka yakni Binance dan Gemini.

4. Three Arrows Capital

Tidak lama setelah kolapsnya Terra LUNA, pada bulan Juni 2022, perusahaan investasi Three Arrows Capital (3AC) mengumumkan kebangkrutan. Hedge fund tersebut telah mengajukan kebangkrutan setelah pengadilan yang berbasis di British Virgin Islands memerintahkan untuk melikuidasi perusahaan.

Pengajuan pengadilan juga menunjukkan bahwa 3AC memiliki sekitar 600 juta dolar AS eksposur ke blockchain Terra, yang kolaps  pada bulan Mei lalu. Decrypt melaporkan bahwa Three Arrows Capital memiliki utang sebesar 3,5 miliar dolar AS kepada para kreditor, termasuk 2,3 miliar dolar kepada Genesis.

Penyelidikan dilakukan regulator keuangan AS, SEC dan CFTC. Pendiri 3AC, Su Zhu dan Kyle Davies dilaporkan sedang bersembunyi. Keduanya mengungkapkan alasan bersembunyi, karena adanya ancaman pembunuhan. Namun, tidak lama setelah itu, salah satu pendiri 3AC, Davies dikabarkan membeli kapal pesiar terbesar senilai 50 juta dolar AS (Rp749 miliar). Pembelian tersebut dilakukan ketika perusahaan dana lindung nilai mereka sedang dalam proses penyelidikan.

5. Celsius Bangkrut

Masih di bulan yang sama, perusahaan peminjaman kripto Celsius Network menangguhkan penarikan dan pengiriman dana dari platformnya. Pada bulan berikutnya, juli 2022, Celsius mengumumkan pailit. CEO Celsius Alex Mashinsky mengundurkan diri.

Celsius mengajukan perlindungan Bab 11 pada 13 Juli, mencatat defisit 1,19 miliar dolar AS di neracanya. Model bisnis pemberi pinjaman Crypto berada di bawah pengawasan setelah aksi jual pasar crypto yang tajam yang didorong oleh runtuhnya token utama TerraUSD dan Luna pada bulan Mei lalu.

“Aset Celsius menyusut di tengah volatilitas ekstrem, dan pembekuan akun pelanggannya merupakan upaya untuk membendung kerugian dan menstabilkan bisnisnya,” kata Nash, dikutip Reuters.

Platform peminjaman kripto Celsius mengalami kebangkrutan karena banyak kreditor yang gagal menutup kerugian. Celsius terdampak anjloknya Terra LUNA. Sebagai informasi tambahan, Celsius Network didirikan pada 2017 oleh Alex Mashinsky, Daniel Leon, Nuke Goldstein. Perusahaan peminjaman kripto itu berkantor di Hoboken, New Jersey, AS.

Demikian 5 peristiwa mengerikan yang terjadi dalam dunia kripto selama akhir 2021 hingga 2022. Peristiwa-peristiwa tersebut telah menyeret penurunan market kripto dalam fase bear market atau crypto winter yang terjadi sepanjang tahun 2022 ini.