JAKARTA - Serangan siber pada rantai pasokan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) terus berkembang setiap tahunnya.
Perusahaan keamanan siber Kaspersky menemukan adanya paket Trojan yang berasal dari periode Juni 2020. Malware ini ditemukan saat menyelidiki artefak serangan rantai pasokan di situs web Otoritas Sertifikasi pemerintah Asia tahun lalu.
Peneliti Kaspersky mengidentifikasi sejumlah alat pasca-kompromi (post-compromise) dalam bentuk plugin yang disebarkan menggunakan malware PhantomNet, yang pada gilirannya dikirimkan menggunakan paket Trojan itu.
Analisis Kaspersky terhadap plugin ini mengungkapkan kesamaan dengan malware CoughingDown yang telah dianalisis sebelumnya.
Menurut Head of Public Affairs and Government Relations untuk Asia Pasifik & Timur Tengah, Turki dan Afrika di Kaspersky, Genie Gan, target sebenarnya dari pelaku ancaman tersebut adalah entitas pemerintah.
Namun, karena Otoritas Sertifikasi merupakan mata rantai yang lebih lemah dalam rantai pasokan ini, para pelaku memutuskan untuk memanfaatkan kepercayaan antara pemerintah dan Otoritas Sertifikasi.
“Serangan rantai pasokan mengeksploitasi hubungan kepercayaan, baik itu hubungan antara badan terkemuka dan pemerintah atau antara pemasok perangkat lunak kecil dan perusahaan. Serangan semacam itu memiliki konsekuensi besar bagi semua pihak yang terkena dampak, pada pemerintah, perusahaan, dan sangat mungkin individu seperti Anda dan saya," ungkap Gan saat acara Importance of Trust & Transparency: ICT Supply Chain Landscape Kaspersky di Jakarta Selatan, Selasa, 25 Oktober.
"Untuk mencegah hal ini, para pemain pertahanan harus beroperasi atas dasar bahwa sistem mereka telah disusupi dan mencari tanda-tanda serangan daripada berasumsi bahwa mereka dapat dicegah melalui penggunaan produk-produk tradisional," imbuhnya.
Gan menyatakan, Kaspersky sendiri telah mendeteksi sebanyak 22,886,032 ancaman siber yang berbeda di Internet pada komputer peserta Kaspersky Security Network (KSN) di Indonesia hanya di enam bulan pertama di 2022.
Selain itu, sebanyak 1,548,716 upaya phishing diblokir oleh sistem Kaspersky Anti Phishing di Indonesia selama paruh pertama tahun ini.
Menyadari risiko dan dampak serangan siber rantai pasokan TIK, negara-negara telah mengambil tindakan. Sejauh menyangkut pemerintah daerah, kebijakan hukum dan kerangka peraturan tentang keamanan siber telah diterapkan dan saat ini sudah berada di tempatnya.
Ditambahkan Gan, meskipun lanskap keamanan siber di Indonesia berbeda dari negara-negara Asia Tenggara lainnya, namun masih terdapat beberapa keterkaitan dengan tetangga regionalnya dalam banyak hal.
“Inilah sebabnya kami mendorong regulator pemerintah untuk mulai meningkatkan upaya peningkatan kapasitas dan kerja sama siber. Kedua hal ini pada dasarnya merupakan blok bangunan dari keamanan siber. Pengesahan undang-undang perlindungan data pribadi di Indonesia baru-baru ini juga menjadi batu loncatan yang bagus untuk pertahanan digital yang lebih baik,” jelas Gan.
BACA JUGA:
“Melihat lanskap keamanan siber Indonesia yang unik dan cara menangani serangan siber, tampaknya negara ini sekarang berada pada tahap menengah kesiapan keamanan siber. Negara-negara tingkat menengah adalah negara-negara yang telah mengidentifikasi serangan siber sebagai area yang perlu diperhatikan dan mengerahkan upaya untuk menanganinya dengan beberapa terobosan. Tujuannya adalah agar negara ini kemudian dapat berpindah ke tahap yang lebih matang," tambahnya.
Untuk mencegahnya, Gan merekomendasikan langkah-langkah tindakan spesifik untuk memperkuat rantai pasokan TIK di Indonesia, seperti mengembangkan prinsip-prinsip inti, standar teknis untuk memastikan tingkat keamanan siber yang konsisten di seluruh perusahaan yang terlibat, strategi keamanan siber nasional yang dapat ditindaklanjuti, meningkatkan prosedur dan regulasi infrastruktur rantai pasokan TIK.
Terakhir, Gan juga meminta adanya kerjasama timbal balik swasta dan publik serta pembangunan kapasitas keamanan siber.