Bagikan:

JAKARTA - Didorong oleh pergerakan digitalisasi yang cepat di Asia Pasifik (APAC) dan gesekan geopolitik, para ahli di Kaspersky memperkirakan lanskap ancaman siber yang akan datang di wilayah tersebut pada tahun 2024 ini.

Perusahaan keamanan siber global itu mengungkapkan bahwa, khususnya, bahaya phishing, penipuan, pelanggaran data, dan serangan siber yang bermotif geopolitik tampaknya terus menyasar organisasi dan individu di Asia Pasifik.

“Dengan upaya digitalisasi termasuk adopsi teknologi seperti pembayaran digital, Super Apps, IoT, kota pintar, dan kini Kecerdasan Buatan (AI) generatif, keamanan siber akan menjadi kunci utama untuk memastikan seluruh pertahanan di kawasan ini terhadap potensi serangan siber yang merusak,” kata Vitaly Kamluk Kepala Pusat Penelitian Asia Pasifik, Tim Penelitian dan Analisis Global (GReAT) di Kaspersky.

Dalam kasus keamanan siber, pakar Kaspersky telah melihat bahwa spionase dunia maya masih menjadi tujuan utama kelompok-kelompok Asia. Dan tren ini akan terus berlanjut pada tahun 2024 karena ketegangan geopolitik.

Sedangkan untuk khusus di kawasan Asia Tenggara (Singapura, Filipina, Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Indonesia), penipuan online seperti penipuan investasi percintaan, penipuan kripto, pencucian uang, dan perjudian ilegal juga harus diwaspadai.

Meskipun demikian, Kaspersky berpendapat bahwa skala penipuan online dan serangan phishing di Asia Tenggara akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang karena kurangnya pengetahuan teknis dan hukum dari banyak orang yang terlibat dalam serangan tersebut, mulai dari operator hingga korban.