Bagikan:

JAKARTA - Temuan baru Kaspersky mengungkapkan bahwa penipuan jenis phishing menjadi ancaman yang kembali banyak digunakan oleh para penjahat siber selama tahun 2022 lalu.

“Para ahli kami menemukan bahwa sepanjang tahun 2022 penjahat dunia maya kembali semakin beralih ke phishing. Angka terbaru untuk Indonesia dan Asia Tenggara membuktikan bahwa secara lokal, phishing adalah merupakan teknik infeksi paling menjadi pilihan para penjahat siber,” ujar Adrian Hia, Managing Director untuk Asia Pasifik di Kaspersky dalam sebuah pernyataan.

Di kawasan Asia Tenggara sendiri, perusahaan keamanan siber itu menemukan 43.455.502 upaya phishing yang berhasil diblokir oleh solusi Kaspersky di wilayah tersebut selama tahun 2022. 

Sedangkan secara global, sistem Anti-Phishing Kaspersky berhasil mencegah sebanyak 507.851.735 upaya dari para pengguna untuk mengikuti tautan phishing dalam kurun waktu yang sama.

Dari jumlah tersebut, Kaspersky menemukan bahwa laman yang meniru layanan pengiriman memiliki persentase klik tertinggi pada tautan phishing, yaitu sebesar 27,38 persen. 

Sedangkan toko online menempati posisi kedua, sebagai layanan yang populer di kalangan penyerang selama pandemi, dengan 15,56 persen. Disusul sistem pembayaran (10,39 persen) dan perbankan (10,39 persen) masing-masing menempati peringkat ketiga dan keempat.

“Baru-baru ini, kami telah melihat peningkatan serangan phishing tertarget di mana para penjahat siber tidak langsung beralih ke serangan phishing itu sendiri, tetapi hanya setelah beberapa email pengantar di mana ada korespondensi aktif dengan korban,” tambah Hia.

Lebih lanjut, pakar Kaspersky memperkirakan bahwa tren ini kemungkinan besar akan berlanjut. “Trik baru juga kemungkinan akan muncul di sektor korporasi pada tahun 2023, dengan serangan menghasilkan keuntungan signifikan bagi penyerang,” tutupnya.