Kaspersky Sebut Aktivitas Kejahatan Siber di Pasar Darknet Asia Pasifik Sebabkan Banyak Kebocoran Data
Foto: Laporan Kaspersky tentang aktivitas kejahatan siber di pasar darknet (foto: Kaspersky)

Bagikan:

JAKARTA - Kaspersky melaporkan aktivitas kejahatan dunia maya di pasar Darknet di beberapa wilayah. Menurut laporan Digital Footprint Intelligence (DFI) Kaspersky, kebocoran basis data di Asia Pasifik menyumbang 95% dari total jumlah iklan. 

Pasar kebocoran data Singapura dan Australia sejauh ini adalah yang terbesar ketika melihat jumlah pesanan tertimbang PDB (produk domestik bruto).

“Operasi kejahatan dunia maya di bawah permukaan web jelas sangat sibuk. Dari persiapan dan eksekusi serangan, hingga dampak kebocoran data dan kemudian menjual kembali informasi yang dicuri,” kata Chris Connell, Managing Director untuk Asia Pasifik di Kaspersky dalam keterangan yang diterima di Jakarta pada Rabu, 28 September.

Laporan tersebut menyoroti hasil yang dikumpulkan tahun lalu untuk organisasi dan bahkan negara untuk mengawasi kemungkinan ancaman eksternal dan terus mengawasi informasi tentang potensi aktivitas kejahatan dunia maya, termasuk yang sedang dibahas yaitu di Darknet.

Pemantauan sumber data eksternal dalam layanan Digital Footprint Intelligence Kaspersky, termasuk sumber daya Darknet, memberikan wawasan tentang aktivitas kejahatan dunia maya melalui berbagai tahap siklus hidup serangan. 

Dalam laporan bagian kedua ini, perusahaan menyajikan hasil analisis Darknet. Menurut laporan, ada dua jenis data utama yang ditemukan saat menganalisis jejak digital organisasi yaitu, aktivitas penipuan dan jejak serangan siber. 

Foto 1: Jejak serangan siber

Kaspersky menyebutkan, ada sekitar 40.819 jejak serangan dunia maya yang dilakukan oleh hacker. Dari dampak serangan tersebut, kebocoran database mendominasi,dengan 32.590 kebocoran. 

Selanjutnya adalah aktivitas penipuan. Kaspersky menemukan 19.820 aktivitas selama tahun 2021. Kartu kredit dan penarikan (5.865) merupakan aktivitas yang paling banyak terkena penipuan. 

Foto 2: Aktivitas penipuan

Aktivitas Darknet terkait dengan dampak serangan (iklan tentang penjualan kebocoran data dan data yang disusupi) mendominasi statistik karena tersebar dari waktu ke waktu, di mana para pelaku kejahatan siber mulai melakukan penjualan, menjual kembali, dan mengemas kembali banyak kebocoran data dari masa lalu.