Diam-Diam, Situs e-Commerce Jadi Target Utama Serangan Siber
Ilustrasi (Image Credit: Charles Deluvio / Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Kebocoran data pribadi masih menjadi masalah dan perhatian khusus dalam keamanan internet. Terutama bagi platform belanja online yang akhir-akhir ini sering menjadi target sasaran tindak kejahatan siber.

Menurut perusahaan keamanan siber, Kaspersky tidak bisa dipungkiri karena perkembangan teknologi saat ini semakin pesat, menjadikannya platform belanja online atau e-commerce menjadi target utama peretasan.

"Seiring meningkatnya ketergantungan kita terhadap belanja online, platform e-commerce dan layanan pemesanan lainnya, mereka akan terus menjadi target utama peretas karena platform tersebut sering kali berisi data pelanggan dalam jumlah besar," ungkap Managing Director Asia Pasifik Kaspersky Stephan Neumeier dalam keterangan resminya, Rabu 4 November.

Sangat disayangkan bahwa insiden yang terjadi pada layanan RedMart Lazada dan toko e-commerce lainnya berjalan beriringan satu sama lain dengan platform jasa keuangan. "Kesimpulan utamanya adalah bahwa penjahat dunia maya tidak memperhitungkan waktu saat akan bertindak, ketika mereka mendeteksi kerentanan apa pun di sistem Anda, sesegera mungkin mereka mengeksploitasinya," imbuhnya.

Diketahui, setiap pelanggaran data menelan biaya rata-rata lebih dari 1 juta dolar AS untuk bisnis di Asia Tenggara, bisnis selanjutnya akan kehilangan tambahan sebanyak 186 juta dolar AS pada setiap peluang setelah pelanggaran data.

Survei Risiko Keamanan TI Perusahaan Global Kaspersky menemukan 84 persen bisnis Asia Tenggara tidak meningkatkan anggaran dalam membangun infrastruktur keamanan siber. Termasuk melakukan pemeriksaan rutin dari setiap infrastruktur TI dihosting oleh pihak ketiga.

"Dengan meningkatnya aktivitas online, muncul gerakan diam-diam yang dilakukan oleh para pelaku kejahatan siber. Inilah sebabnya mengapa perusahaan dan individu harus meningkatkan kewaspadaan lebih dari sebelumnya," ujar Stephan.

Stephan menekankan pengguna harus selalu menanamkan rasa tanggung jawab tentang bagaimana mereka menangani aset digital di platform e-commerce. Demikian pula, perusahaan harus memperkuat pertahanan mereka untuk menjaga keamanan data perusahaan dan pelanggannya.