JAKARTA - Para penggemar PlayStation 5 (PS5) di beberapa negara banyak mengeluhkan tidak mendapatkan konsol gim tersebut, sekalipun telah mengantre cukup lama. Hal itu mungkin terjadi karena ulah sekelompok calo yang memborong ribuan konsol PS5 untuk dijual lagi.
"Jumlah total kolektif kami adalah 2.472 konsol PS5 untuk semua anggota kami," kata manajer CrepChiefNotify Tom kepada Business Insider, Kamis, 26 November.
Jumlah tersebut belum termasuk sekitar 1.000 unit yang dipesan saat pre-order PS5 dibuka pada bulan September. Secara total, CrepChiefNotify berhasil mengumpulkan hampir 3.500 konsol untuk dijual kembali dengan harga yang lebih mahal.
BACA JUGA:
Untuk memborong PS5 dalam waktu singkat, CrepChiefNotify menggunakan bot untuk memonitor semua situs peritel saat PS5 mulai dijual. Bot lainnya juga digunakan untuk melewati antrean dan waktu tunggu agar bisa membeli PS5 lebih cepat ketimbang mereka yang membeli secara manual.
Nantinya konsol gim itu akan dijual kembali dengan harga yang jauh lebih mahal. Untuk harga PS5 di Inggris, sebenarnya berkisar 600 poundsterling atau sekitar Rp11 jutaan. Namun kelompok itu menjualnya dengan harga mencapai 750 poundsterling atau sekitar Rp14 juta lebih mahal dari harga resmi.
CrepChiefNotify sendiri merupakan grup calo yang berpengalaman untuk membeli sneakers edisi terbatas untuk dijual kembali. Bahkan grup ini menjajakan layanan botnya untuk masyarakat umum dengan biaya sekitar 29.99 Poundsterling atau setara Rp566 ribu.
Sejauh ini Sony tidak menjabarkan berapa jumlah konsol PS5 yang akan dipasarkan. Namun jika kelompok calo itu saja berhasil membeli 3.500 unit konsol PS5, maka tentunya akan mempengaruhi jumlah stok di pasaran.
Sementara itu, para calo atau reseller lainnya yang mencari keuntungan dari PS5 menjual konsol tersebut dengan harga gila-gilaan di eBay dan media sosial. Di Indonesia sendiri, harga pre-order di marketplace bisa mencapai Rp18 juta atau dua kali lipat dari harga aslinya.