VK Akuisisi Yandex, Google-Nya Rusia,  Kebebasan Informasi di Rusia Makin Langka
Yandex, kini dibeli oleh VK yuang dikendalikan pemerintah Rusia. (foto: Rwitter @yandex)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Rusia memperketat cengkeramannya di internet pada Selasa, 23 Agustus ketika sebuah perusahaan yang dikendalikan oleh negara dan memiliki hubungan dekat dengan Presiden Vladimir Putin, setuju untuk membeli Yandex, agregator berita dan situs web paling populer di negara itu.

Yandex, sering kali disebut sebagai Google-nya Rusia, mengatakan bahwa pihaknya menjual agregator berita, platform konten Zen, dan beranda yandex.ru ke VK untuk fokus pada area bisnis lain. Mereka akan fokus pada bisnis pengiriman makanan dan layanan transportasi online.

Sebagai gantinya, Yandex akan mengakuisisi perusahaan pengiriman makanan Delivery Club dari VK. Nilai untuk aset dari akuisisi itu sendiri tidak diungkapkan ke publik.

VK menjalankan jejaring sosial terbesar di Rusia, Vkontakte. Perombakan besar yang mereka lakukan tahun lalu telah menjadi menjadikan perusahaan eksportir gas yang dikendalikan negara, Gazprom, dan bankir Yuri Kovalchuk, yang secara terbuka disebut sebagai sahabat sejati Putin, mengambil kendali lebih besar atas perusahaan tersebut.

Bahkan mereka menunjuk Vladimir Kiriyenko, putra wakil kepala staf pertama Putin, Sergei Kiriyenko, sebagai CEO-nya.

Penindasan Rusia terhadap media independen selama bertahun-tahun telah meningkat setelah Moskow mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari. Rusia mengesahkan undang-undang yang melarang apa yang disebutnya "informasi palsu" tentang angkatan bersenjata mereka dan membatalkan kemampuan banyak organisasi untuk menyiarkan secara bebas berita tentang aktivitas tentara Rusia di Ukraina.

Mereka juga telah memblokir akses ke beberapa platform asing, termasuk Facebook dan Instagram Meta Platforms sebagai usaha membungkam berita yang mereka sebut “palsu dan tidak benar”.

"Dewan dan manajemen Yandex telah menyimpulkan bahwa kepentingan pemangku kepentingan perusahaan, paling baik dilayani dengan mengejar jalan keluar strategis dari bisnis medianya dan beralih ke fokus pada teknologi dan layanan lain," kata Yandex dalam sebuah pernyataan, yang dikutip Reuters.

Yandex, seperti banyak perusahaan Rusia lainnya, mengalami beberapa bulan yang bergejolak. Mereka mengalami kerugian besar pada kuartal pertama dan sahamnya jatuh ke posisi terendah dalam enam tahun terakhir sebelum perdagangan dihentikan pada akhir Februari.

Pendapatan dan keuntungan mereka akhirnya pulih pada kuartal kedua. Namun sahamnya yang terdaftar di Nasdaq hingga tetap ditangguhkan. Namun kini perdagangan saham mereka di Moskow dilanjutkan setelah sekitar satu bulan dibekukan.

Yandex Menjual Kebebasan

Yandex dalam beberapa tahun terakhir telah memenuhi tuntutan pihak Moskow, di bawah ancaman denda, di mana cerita publikasi dapat ditampilkan di agregator beritanya, yang menuai kritik dari para pendukung kebebasan berbicara di dunia.

Moskow belum memblokir akses ke sebagian besar media berbahasa asing, yang tetap tersedia secara bebas di Rusia dan di Yandex, namun hasil pencarian di mesin pencari Yandex, kini membatasi akses ke situs mana pun yang dilarang oleh regulator komunikasi Roskomnadzor. Bahkan banyak di antaranya adalah media independen berbahasa Rusia.

Pada bulan Februari, Yandex mulai memperingatkan pengguna di Rusia yang mencari informasi tentang peristiwa di Ukraina lewat informasi online yang tidak dapat diandalkan.

Seorang mantan kepala Yandex News, Lev Gershenzon, pada 1 Maret menggambarkan Yandex sebagai elemen kunci dalam menyembunyikan informasi tentang konflik di Ukraina. Namun Yandex membantah terlibat dalam penyensoran berita di Rusia.

"Kami membeli kebebasan kami," kata seorang sumber yang dekat dengan Yandex. "Bisnis ini sangat membebani kami. "Ini akan memungkinkan kami untuk melakukan bisnis kami secara signifikan terdepolitisasi, praktis sepenuhnya terdepolitisasi."

Pencarian Online Yandex

Yandex mendominasi pasar pencarian online di Rusia dengan pangsa sekitar 62%, menurut alat analitik Yandex Radar. Google sendiri hanya menyumbang sekitar 36%, sementara mail.ru VK kurang dari 1%.

Benteng atau pembatasan atas pasar pencarian informasi online kemungkinan akan terus berlanjut di Rusia.

Yandex.ru menampilkan kumpulan berita di bawah bilah pencariannya, diikuti oleh aliran konten yang bergulir. Titik masuk perusahaan untuk pencarian sekarang akan menjadi ya.ru, sebuah situs yang menyerupai beranda Google dan sudah populer di kalangan mereka yang lebih menyukai pencarian yang rapi.