Bagikan:

JAKARTA - Setelah berhasil menjadi pemilik saham mayoritas di Twitter Inc., pada 4 April, Elon Musk menggunakan fitur polling Twitter untuk menanyakan apakah pengguna membutuhkan tombol edit atau tidak.

Dalam tweet oleh pengembang Jane Manchun Wong, yang dikenal dengan aplikasi rekayasa balik untuk menemukan fitur baru, menyarankan alat yang akan datang dapat membuat tweet baru setiap kali seseorang mengubah sesuatu yang mereka tulis.

“Sepertinya pendekatan Twitter untuk Edit Tweet tidak dapat diubah, seperti, alih-alih mengubah teks Tweet dalam tweet yang sama (ID yang sama), ia membuat ulang Tweet baru dengan konten yang diubah, bersama dengan daftar Tweet lama sebelumnya. untuk editan itu,” kata Manchun Wong.

Dalam serangkaian tweet terpisah, beberapa pengembang lain, seperti Alessandro Paluzzi, memberikan bocoran soal tampilan tombol edit yang akan dikeluarkan oleh Twitter nantinya. Dalam tangkapan layar dan GIF yang dibagikan olehnya, opsi edit dapat diakses melalui menu tiga titik.

Apa pun bentuk fungsi edit Twitter pada akhirnya dapat diputuskan oleh hasil dari tawaran Elon Musk untuk membeli perusahaan. Setelah membeli 9,2 persen saham di raksasa media sosial dan memutuskan untuk tidak bergabung dengan dewan direksi.

Eksekutif Tesla dan SpaceX ini menawarkan untuk membeli 100 persen saham Twitter seharga 43 miliar dolar AS atau  Rp618,4 triliun. Pada hari Jumat, dewan dengan suara bulat menyetujui strategi pil racun dalam upaya untuk menangkis tawaran tersebut.