JAKARTA - Setelah berhasil menjadi pemilik saham mayoritas di Twitter Inc., pada 4 April, Elon Musk menggunakan fitur polling Twitter untuk menanyakan apakah pengguna membutuhkan tombol edit atau tidak.
Dalam tweet oleh pengembang Jane Manchun Wong, yang dikenal dengan aplikasi rekayasa balik untuk menemukan fitur baru, menyarankan alat yang akan datang dapat membuat tweet baru setiap kali seseorang mengubah sesuatu yang mereka tulis.
“Sepertinya pendekatan Twitter untuk Edit Tweet tidak dapat diubah, seperti, alih-alih mengubah teks Tweet dalam tweet yang sama (ID yang sama), ia membuat ulang Tweet baru dengan konten yang diubah, bersama dengan daftar Tweet lama sebelumnya. untuk editan itu,” kata Manchun Wong.
Looks like Twitter’s approach to Edit Tweet is immutable, as in, instead of mutating the Tweet text within the same Tweet (same ID), it re-creates a new Tweet with the amended content, along with the list of the old Tweets prior of that edit
— Jane Manchun Wong (@wongmjane) April 16, 2022
Dalam serangkaian tweet terpisah, beberapa pengembang lain, seperti Alessandro Paluzzi, memberikan bocoran soal tampilan tombol edit yang akan dikeluarkan oleh Twitter nantinya. Dalam tangkapan layar dan GIF yang dibagikan olehnya, opsi edit dapat diakses melalui menu tiga titik.
#Twitter is working on the edit button 👀 pic.twitter.com/684nQ5bhnF
— Alessandro Paluzzi (@alex193a) April 15, 2022
Apa pun bentuk fungsi edit Twitter pada akhirnya dapat diputuskan oleh hasil dari tawaran Elon Musk untuk membeli perusahaan. Setelah membeli 9,2 persen saham di raksasa media sosial dan memutuskan untuk tidak bergabung dengan dewan direksi.
Eksekutif Tesla dan SpaceX ini menawarkan untuk membeli 100 persen saham Twitter seharga 43 miliar dolar AS atau Rp618,4 triliun. Pada hari Jumat, dewan dengan suara bulat menyetujui strategi pil racun dalam upaya untuk menangkis tawaran tersebut.