JAKARTA – Airbus telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Fortescue Future Industries, perusahaan ASAL Australia yang bergerak dalam pengembangan energi terbarukan. MoU ini bertujuan untuk mempelajari penggunaan hidrogen cair dan bahan bakar Power-to-Liquid untuk sektor dirgantara.
Langkah ini mencerminkan ambisi kedua pihak untuk memanfaatkan keahlian masing-masing untuk mendukung terwujudnya pelayanan angkutan udara berbahan bakar hidrogen pada tahun 2035, serta mencapai target nol emisi.
Dengan kerja sama ini, Airbus dan FFI akan mempelajari beberapa tantangan dalam penggunaan hidrogen di dunia penerbangan. di antaranya peraturan penggunaan, pasokan, infrastruktur dan bahan bakar untuk aviasi. Riset ini juga mencakup produksi hidrogen, distribusinya ke bandara, hingga pengisiannya ke dalam pesawat.
FFI akan menyusun perkiraan biaya dan mengembangkan penggerak teknologi dalam beberapa aspek pada rantai pasokan hidrogen, serta membangun skenario penyebaran infrastruktur pasokan hidrogen hijau untuk bandara-bandara tertentu.
"Kini saatnya industri penerbangan berevolusi menjadi lebih ramah lingkungan. Kolaborasi ini menyatukan pelaku terdepan di bidang penerbangan dan bidang energi hijau untuk menciptakan masa depan yang lebih baik, lebih hijau, dan lebih bersih," kata pendiri dan ketua FFI, Andrew Forest, dalam rilis yang diterima VOI.
BACA JUGA:
"Kita berada dalam dunia yang semakin mengglobal," kata Forest. "Banyak yang ingin bertemu teman dan orang-orang terdekat di negara lain, menjelajahi tempat baru dan melihat dunia. Tetapi kami juga ingin menjaga dunia ini tetap asri di masa depan. Dengan mendorong terciptanya industri penerbangan yang lebih hijau. Kami akan membantu generasi selanjutnya untuk tetap menjadi bagian dari masyarakat global ini tanpa mengorbankan kondisi planet Bumi."
Airbus akan menyediakan data tentang karakteristik penggunaan energi dari armada pesawat, skenario terkait kebutuhan hidrogen di sektor penerbangan, spesifikasi pengisian bahan bakar, dan kerangka regulasi sektor penerbangan.
"Kerja sama dan pendekatan lintas sektor amat dibutuhkan untuk mewujudkan penerbangan nol emisi. Airbus sedang mempersiapkan pesawat nol emisi untuk dioperasikan mulai tahun 2035. Namun, hal ini hanya dapat diwujudkan apabila tingkat produksi hidrogen hijau di seluruh dunia sudah mencukupi. Oleh karena itu, saya senang melihat antusiasme FFI yang sejalan dengan ambisi kami," kata Glenn Llewellyn, VP Zero Emission Aircraft Airbus.