Taiwan Sambut Baik Kucuran Dana Uni Eropa untuk Bangun Pabrik Chipset
UE sedang mempertimbangkan untuk membantu raksasa chipset Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC), (foto: dok: tsmc)

Bagikan:

JAKARTA - Uni Eropa (UE) minggu ini memberikan lampu hijau untuk menggelontorkan dana kepada industri semikonduktor pada 2030, guna menghidupkan kembali manufaktur chip lokal. Dan, kabar ini disambut oleh pemerintah Taiwan.

Rencananya, pemerintah Eropa akan mengucurkan dana lebih dari 40 miliar euro yang setara Rp655 triliun lebih. Tertuang dalam aturan European Chips Act, pemerintah Taiwan termasuk yang pertama memuji langkah tersebut.

Hal ini karena UE sedang mempertimbangkan untuk membantu raksasa chipset Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC), yang berbasis di Taiwan untuk membangun pabrik di Eropa.

"Di era pascapandemi, Taiwan dan UE memiliki ruang yang sangat besar untuk kerja sama dalam restrukturisasi rantai pasokan global seperti semikonduktor, pemulihan industri, dan penguatan ketahanan demokrasi," ungkap pernyataan Kementerian Luar Negeri Taiwan yang diterbitkan oleh Reuters.

Kolaborasi dengan pemimpin pasar semikonduktor seperti Intel dan TSMC adalah cara yang baik untuk meningkatkan produksi chip lokal. Intel berencana membangun pabrik produksi berikutnya di daratan Eropa, sementara TSMC tahun lalu mulai mempertimbangkan Jerman sebagai lokasi pabrik pertama di Eropa.

Diwartakan sebelumnya, European Chips Act telah mengusulkan investasi 11 miliar euro hingga 2030, dana tersebut berasal dari anggaran UE dan negara-negara anggota untuk memenuhi jalur percontohan dan platform desain yang diperlukan.

Dana tersebut berguna untuk membawa teknologi proses semikonduktor terdepan dari lab ke pabrikan seperti mega fab, yakni fasilitas produksi semikonduktor dengan kapasitas produksi lebih dari 25 ribu wafer dimulai per bulan.

Melansir Tom's Hardware, Kamis, 10 Februari, untuk mengaktifkan insentif seperti itu oleh pemerintah negara-negara anggota, UE perlu melonggarkan peraturannya.

Ada beberapa perusahaan yang sudah membuat chip di Eropa. Salah satunya GlobalFoundries mengoperasikan Fab 1 di dekat Dresden, Jerman, di mana ia membuat chip untuk mobil menggunakan teknologi khusus serta chip berdaya rendah menggunakan node FD-SOI-nya.

Intel memiliki pabrik di dekat Leixlip, Irlandia, di mana perusahaan bermaksud untuk memproduksi prosesor terdepan menggunakan proses fabrikasi Intel 7 dan Intel 4.

Namun, Intel dan GlobalFoundries memiliki fab paling canggih dan UE percaya bahwa ini tidak cukup untuk memenuhi permintaan chip yang terus meningkat, itulah sebabnya fasilitas produksi semikonduktor tambahan diperlukan.

Sementara kasus virus corona harian di Spanyol masih lebih dari 40.000, negara itu telah membatalkan pembatasan, menyusul tingkat vaksinasi yang tinggi, termasuk mencabut mandat bagi orang untuk memakai masker di luar ruangan mulai Kamis, 10 Februari.

Karena Intel membutuhkan teknologi fabrikasi terdepan untuk prosesornya sendiri, perusahaan kemungkinan akan membangun pabrikan berkemampuan Intel 25A dan Intel 18A terdepan di daratan Eropa, yang akan menjadi terobosan bagi blok yang tertinggal di belakang Taiwan dan AS dalam hal produksi chip selama lebih dari satu dekade.

Situasinya tampaknya sangat berbeda dengan TSMC. Perusahaan mengatakan bahwa tidak ada cukup klien untuk teknologi fabrikasi terdepan di Eropa, itulah sebabnya tidak masuk akal untuk membangun fab yang sesuai di sana.

Meski demikiam, belum ada keputusan resmi yang dibuat oleh perusahaan mana yang akan didukung dan upaya pendanaannya, jadi saat ini European Chips Act hanyalah deklarasi niat daripada serangkaian proyek yang akan dibiayai oleh UE, dan negara-negara anggota.