JAKARTA - Beberapa produsen baterai kendaraan listrik berencana menghabiskan sekitar 10 miliar euro (Rp162 triliun) untuk membangun pabrik di Eropa. Hal ini mereka umumkan pada Jumat, 12 Mei setelah Eropa melonggarkan aturan bantuan negara untuk proyek industri hijau dalam upaya untuk memenangkan perlombaan subsidi dengan Amerika Serikat.
Kedua pabrik tersebut akan memulai produksi pada tahun 2026, akan menyerap ribuan tenaga kerja, dan akan memasok baterai kepada produsen mobil di Eropa.
Setelah beberapa bulan khawatir bahwa perusahaan tersebut akan memilih untuk berinvestasi di Amerika Utara daripada di Eropa, Northvolt dari Swedia mengatakan bahwa mereka akan memilih Heide di utara Jerman sebagai lokasi pabrik mereka jika subsidi disetujui, yang diperkirakan oleh sumber terdekat dengan masalah ini mencapai lebih dari 600 juta euro.
Sementara itu, ProLogium dari Taiwan mengumumkan pembangunan pabrik baru di kota Dunkirk, Prancis setelah Prancis menawarkan insentif dan harga listrik yang kompetitif kepada perusahaan tersebut, kata para eksekutif perusahaan.
Dengan Taiwan menjadi titik fokus ketegangan antara Washington dan Beijing, perusahaan tersebut juga ingin memiliki basis di luar negeri.
Eropa, yang menjadi rumah bagi produsen mobil seperti Volkswagen dan BMW, telah berusaha untuk mengurangi ketergantungan pada negara-negara Asia untuk baterai yang akan menggerakkan mobil listrik ramah lingkungan, meskipun wilayah tersebut masih sangat bergantung pada Asia dalam hal sumber daya bahan baku seperti litium, kobalt, dan mangan.
Harga energi yang tinggi dan kurangnya subsidi yang sebanding dengan Undang-Undang Pengurangan Inflasi AS sebesar 430 miliar dolar AS (Rp6.367 triliun) telah mendorong perusahaan-perusahaan mulai dari Volkswagen hingga perusahaan utilitas Enel dan produsen semen Holcim untuk meminta Uni Eropa untuk melakukan lebih banyak lagi untuk mendorong investasi.
Diperkirakan bahwa Volkswagen akan mengumumkan lokasi pabrik baterai di Eropa akhir tahun lalu, tetapi perusahaan tersebut mengatakan pada Maret lalu bahwa mereka masih menunggu kejelasan lebih lanjut dari Eropa mengenai subsidi sebelum membuat keputusan.
Bagi Northvolt, kerangka 'Temporary Crisis and Transition Framework' (TCTF) Eropa yang menyederhanakan syarat untuk negara-negara memberikan bantuan kepada proyek-proyek hijau dan memberikan kebebasan lebih kepada Jerman dalam memberikan dukungan untuk pabrik baterai tersebut, telah membantu menguatkan rencana mereka untuk membangun di wilayah tersebut, kata seorang juru bicara.
Belum jelas bagaimana harga energi bisa diturunkan, tambah juru bicara tersebut, meskipun pasokan tidak menjadi masalah karena adanya banyak energi angin lepas pantai di dekat lokasi pabrik yang direncanakan.
Northvolt, bersama dengan Volkswagen, merupakan perusahaan Eropa yang paling maju dalam membuka jalan bagi industri baterai lokal, dengan sebagian besar kapasitas yang direncencanakan untuk dimiliki oleh perusahaan-perusahaan Asia.
BACA JUGA:
Pabrik yang diusulkan oleh ProLogium dari Taiwan akan menjadi pabrik baterai mobil luar negeri pertama mereka. Presiden Prancis, Emmanuel Macron, berupaya untuk memenangkan pabrik tersebut daripada pesaing lain seperti Jerman dan Belanda.
Baik Jerman maupun Prancis telah memberikan insentif subsidi setelah Amerika Serikat pada tahun lalu mengungkapkan subsidi pajak besar-besaran untuk mendorong manufaktur domestik.
Subsidi untuk Northvolt akan menjadi subsidi pertama yang diberikan oleh Jerman di bawah program TCTF Eropa, yang diadopsi sebagai respons terhadap invasi Rusia ke Ukraina dan diperluas tahun ini untuk mendukung proyek-proyek transisi hijau.
Dukungan tersebut masih perlu mendapatkan persetujuan dari Komisi Eropa.
"Sebuah pabrik kedua juga bisa dibangun di tempat lain secara paralel," kata juru bicara Northvolt, termasuk di Amerika Utara.
Perusahaan asing dan domestik telah berinvestasi di Jerman untuk memenuhi kebutuhan industri mobil listrik yang berkembang. CATL, yang telah berkembang pesat di luar China, sedang meningkatkan produksi di pabriknya di dekat Erfurt, Jerman, dan BASF sedang membangun situs bahan baku baterai di Schwarzheide, Jerman Timur.
Sementara itu, Microvast dari Amerika Serikat telah membangun pabrik di Ludwigsfelde, di selatan Berlin.