Bagikan:

JAKARTA - Inggris mengumumkan bergabung dengan upaya Uni Eropa untuk mengembangkan dan memproduksi semikonduktor canggih di Eropa. Inggris menjanjikan 35 juta poundsterling (sekitar Rp 663 miliar) ke dalam dana penelitian dan inovasi senilai 1,3 miliar euro (sekitar Rp 19,7 triliun).

Baik Inggris maupun Uni Eropa berusaha mengamankan rantai pasokan semikonduktor domestik. Hal ini terjadi setelah pandemi COVID-19 memperlihatkan ketergantungan mereka pada produsen chip global dan teknologi utama yang dimiliki oleh perusahaan China dan AS.

Dengan bergabung dengan inisiatif chip Eropa, perusahaan Inggris di sektor semikonduktor dapat mengajukan permohonan hibah dari dana Eropa yang lebih besar.

Semikonduktor digunakan secara luas dan semakin dibutuhkan dalam perangkat sehari-hari, memicu perlombaan subsidi global untuk menarik produsen dan mengembangkan teknologi baru.

Komisi Eropa pada Januari lalu mengajukan paket rencana yang bertujuan meningkatkan keamanan ekonomi dan mencegah transfer teknologi yang tidak diinginkan ke pesaing seperti China.

Tahun lalu, Uni Eropa meloloskan program subsidi senilai 43 miliar euro, mirip dengan paket insentif di China, Amerika Serikat, Taiwan, Korea Selatan, dan Jepang.

Pada tahun lalu, Inggris bergabung kembali dengan program sains Horizon Europe. Ini adalah skema pendanaan utama Uni Eropa untuk berbagai jenis penelitian dan inovasi yang mengelola inisiatif semikonduktor dan memiliki anggaran keseluruhan sebesar 95,5 miliar euro. Inggris pada awalnya diblokir dari partisipasi dalam Horizon karena perselisihan terkait aturan perdagangan pasca-Brexit.