<i>Hacker</i> AS Uji Nyali Kuasai Internet Korea Utara
Akses internet di Korea Utara berhasil dikuasai oleh seorang hacker asal Amerika Serikat . (foto: dok. pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Akses internet di Korea Utara berhasil dikuasai oleh seorang hacker asal Amerika Serikat (AS), yang jelas menyebabkan pemadaman besar di negara tersebut minggu lalu.

Berlindung di balik nama P4x, hacker itu mengakibatkan semua situs web negara itu tidak aktif. Pemadaman tersebut terjadi tepat setelah Korea Utara melakukan serangkaian uji coba rudal, mendorong beberapa ahli bertanya-tanya apakah pemadaman itu disebabkan oleh serangan siber dari negara asing.

P4x menjelaskan, dia menemukan banyak bug yang belum ditambal dalam sistem Korea Utara, memungkinkannya untuk meluncurkan serangan penolakan layanan di server dan router yang bergantung pada beberapa jaringan yang terhubung ke internet di negara itu.

Sebagian besar P4x menolak untuk mengungkapkan bug tersebut, tetapi dia memberikan satu contoh kerentanan yang diketahui dapat dieksploitasi untuk membuat server offline

Menurut laporan WIRED, alasan dia menyerang Korea Utara itu sebagai pembalasan atas kampanye peretasan yang dilakukan negara tersebut tahun lalu, menargetkan peneliti keamanan Barat, termasuk P4x.

Tidak diketahui pasti apakah mereka berkelompok atau individu, dia menjelaskan hacker Korea Utara mencoba mencuri alat peretasan dan informasi kerentanan, meskipun P4x mengatakan mereka tidak berhasil mengambil sesuatu yang berharga darinya.

Meski begitu, klaim P4x ini tidak dapat dipastikan sepenuhnya benar. Tetapi, Wired menyatakan telah dia telah membagikan rekaman layar untuk membuktikan penyataannya.

"Rasanya seperti hal yang benar untuk dilakukan di sini. Jika mereka tidak melihat kita memiliki gigi, itu akan terus datang," ujar P4x, seperti dikutip dari CNET, Jumat, 4 Februari.

Para ahli mengatakan sangat sedikit warga Korea Utara yang memiliki akses ke sistem yang terhubung ke internet, dan sebagian besar situs yang terkena dampak pemadaman baru-baru ini sebagian besar digunakan untuk propaganda pemerintah.