Bagikan:

JAKARTA - Japan Airlines (JAL) mengatakan pada Kamis, 26 Desember bahwa sistemnya sudah kembali normal, setelah serangan siber yang mengharuskan mereka menunda beberapa penerbangan domestik dan internasional.

Japan Airlines dikabarkan mengalami serangan siber pada Kamis, 26 Desember sekitar pukul 7:24 pagi. Serangan tersebut diduga sebagai serangan distributed denial-of-service (DDoS).

Akibatnya, serangan ini menyebabkan penundaan lebih dari 20 penerbangan domestik selama musim liburan akhir tahun. Selain itu, lalu lintas internet internal dan eksternal juga tidak dapat diakses.

Penjualan tiket JAL untuk penerbangan domestik dan internasional yang dijadwalkan berangkat pada hari Kamis dihentikan sementara, tetapi dilanjutkan kembali beberapa jam kemudian.

“Kami dengan tulus meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan kepada pelanggan kami," kata juru bicara JAL mengutip AviationSource NEWS.

Juru bicara itu juga menegaskan bahwa pihaknya akan menyelidiki insiden yang terjadi secara menyeluruh dan mengambil langkah-langkah lebih lanjut untuk mencegah insiden serupa.

"Keselamatan penumpang dan awak adalah prioritas utama kami. Kami berkomitmen untuk menyelidiki insiden ini secara menyeluruh. Kami mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang,” tambahnya.

Pada bulan Juni, badan antariksa Jepang mengatakan telah mengalami serangkaian serangan siber sejak 2023, meskipun informasi sensitif terkait roket, satelit, dan pertahanan tidak terpengaruh.

Penyelidikan dilakukan untuk mengambil tindakan pencegahan. Tahun lalu, serangan siber melumpuhkan operasi di terminal peti kemas di pelabuhan kota Nagoya selama tiga hari.