JAKARTA - Ripple kembali melangkah lebih jauh dari proyek kripto lain dengan meluncurkan stablecoin terbarunya, RLUSD. Menjelang peluncurannya yang dijadwalkan hari ini, 17 Desember, RLUSD telah menjadi sorotan besar dari komunitas crypto, terutama karena tingginya permintaan pasar terhadap stablecoin tersebut.
Data on-chain menunjukkan bahwa tawaran untuk token ini melonjak drastis, dari 500 XRP (sekitar Rp8 juta) hingga 836 XRP (sekitar Rp13 juta), dengan harga XRP saat ini diperkirakan sekitar 2,50 dolar AS (Rp40.000).
David Schwartz, Chief Technology Officer Ripple, mengungkapkan rasa takjubnya atas fenomena ini. Ia mencatat bahwa ada individu yang rela membayar hingga 1.200 dolar AS (sekitar Rp19,2 juta) untuk sejumlah kecil RLUSD seperti dilansir Coin-Turk, Selasa, 17 Desember.
BACA JUGA:
Namun, Schwartz menekankan bahwa harga ini hanya berlaku untuk sejumlah kecil token. Ia juga mengingatkan bahwa setelah fase awal peluncuran, harga RLUSD seharusnya stabil dan mendekati nilai 1 dolar AS (Rp16.000). Jika harga token ini terus melonjak jauh dari angka tersebut, bisa timbul masalah serius dalam jangka panjang.
Seiring dengan tingginya minat pasar, ada kekhawatiran bahwa harga RLUSD akan berfluktuasi tajam pada jam-jam pertama peluncurannya. Hal ini disebabkan oleh likuiditas yang terbatas pada awal peredaran token.
Namun, para ahli memperkirakan bahwa setelah token ini terdaftar di bursa besar seperti Uphold, MoonPay, Archax, dan CoinMENA, likuiditas akan meningkat, dan harga RLUSD dapat stabil sebagaimana yang diharapkan.