JAKARTA – Bitcoin, aset kripto nomor satu berdasarkan kapitalisasi pasar, telah mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Hari ini, harga Bitcoin merosot 2,4% dalam 24 jam terakhir. Meski begitu, investor besar masih tidak berhenti mengakumulasi BTC.
CEO CryptoQuant, Ki Young Ju, membagikan pandangannya tentang bagaimana para whale memengaruhi harga Bitcoin, sekaligus memberikan gambaran tentang perubahan tren di pasar.
Ju menyebutkan bahwa berita mengenai akumulasi Bitcoin oleh whale kini sudah menjadi hal biasa dan tidak lagi mengejutkan seperti beberapa tahun lalu. Saat ini, aktivitas investor ritel mulai berkurang, memberikan ruang bagi whale untuk semakin mendominasi pasar. Perubahan ini mencerminkan pergeseran besar dalam dinamika pasar kripto.
Meski demikian, Ki Young Ju menegaskan bahwa kondisi ini bukanlah gelembung. Berdasarkan data on-chain, ada dana segar senilai 7 miliar dolar AS (Rp113,4 triliun) yang masuk ke pasar Bitcoin setiap minggunya.
BACA JUGA:
Hal ini menunjukkan dukungan kuat terhadap harga Bitcoin saat ini. Ia juga memprediksi bahwa koreksi harga hingga 30% mungkin terjadi, tetapi sifatnya hanya sementara. Setelah itu, harga Bitcoin diperkirakan akan kembali naik lebih dari 30%.
Indikator Market Value to Realized Value (MVRV) yang digunakan Ki Young Ju menunjukkan bahwa Bitcoin masih berada di zona aman. Dengan MVRV berada di level 1,8, harga Bitcoin dianggap lebih tinggi dari nilai riilnya, tetapi belum memasuki wilayah overvalued yang berisiko tinggi.
Saat ini, harga Bitcoin terkoreksi lebih dari 15% dari rekor tertingginya di 108.000 dolar AS (Rp1,75 miliar) pekan lalu. Pada Jumat 27 Desember, harga Bitcoin berada di level 95.202 dolar AS (Rp1,54 miliar), turun 3% dalam 24 jam terakhir. Meski ada penurunan, Ki Young Ju optimistis bahwa puncak siklus kenaikan Bitcoin masih jauh dari selesai.