JAKARTA - Para pemegang Bitcoin dalam jumlah besar, yang sering disebut sebagai whale, tampaknya tidak gentar menghadapi pasar kripto yang mengalami penurunan dalam beberapa hari terakhir. Mereka justru memanfaatkan momen penurunan harga sebagai kesempatan emas untuk menambah pundi-pundi aset digital mereka.
Sebuah laporan terbaru dari Ki Young Ju, CEO CryptoQuant, menyoroti fenomena menarik di mana para whale telah mengumpulkan sebanyak 47.000 BTC, yang nilainya mencapai lebih dari 2,8 miliar dolar AS (sekitar Rp45,024 triliun) hanya dalam waktu 24 jam. Gelombang akumulasi ini diinterpretasikan sebagai tanda dimulainya babak baru dalam sejarah mata uang kripto.
Akumulasi besar-besaran oleh para whale ini mengindikasikan adanya kepercayaan yang meningkat terhadap masa depan Bitcoin, terutama di kalangan investor institusional dan entitas dengan aset yang melimpah.
Menurut pendiri CryptoQuant, dompet-dompet yang terlibat dalam akumulasi ini sebagian besar adalah dompet kustodial, yang mencakup dana yang diperdagangkan di bursa (ETF). Namun, ia menegaskan bahwa lonjakan yang terjadi baru-baru ini tidak berkaitan langsung dengan ETF.
BACA JUGA:
Perubahan sikap ini terlihat jelas ketika para whale Bitcoin jangka panjang, yang sebelumnya telah menikmati peningkatan keuntungan yang belum direalisasikan—terutama saat harga Bitcoin berada di atas 60.000 dolar AS —tampaknya belum bersedia untuk mencairkan aset mereka. Ini menunjukkan bahwa mereka masih optimistis dan memilih untuk mempertahankan investasi mereka.
Fenomena ini sejalan dengan peningkatan aliran masuk Bitcoin ke bursa pertukaran, yang didominasi oleh aktivitas para whale. Hal ini sempat menyebabkan penurunan harga di pasar secara umum.
Namun, setelah aksi akumulasi terbaru dari para whale, harga Bitcoin mengalami lonjakan lebih dari 6%, berhasil menembus kembali angka 62.000 dolar AS (sekitar Rp997.360.000) pada Jumat, memicu reli yang memberikan sedikit kelegaan bagi pasar.
Salah satu whale yang dikenal dengan julukan “Mr. 100” telah melakukan pembelian besar-besaran, dengan mengakuisisi lebih dari 4.100 BTC yang bernilai lebih dari 242 juta dolar AS (sekitar Rp3,9 miliar) pada harga sekitar 58.000 dolar AS (sekitar Rp932 juta) pada tanggal 2 Mei. Ini menandai transaksi pembelian Bitcoin pertama oleh dompet tersebut sejak 19 April, tepat sebelum peristiwa pemotongan hadiah blok Bitcoin, atau yang dikenal sebagai ‘halving’, pada tahun 2024.