Bagikan:

JAKARTA - Dalam sepekan terakhir harga Bitcoin mengalami kenaikan signifikan, tercatat BTC beberapa kali menyentuh harga tertinggi sepanjang masa (ATH) barunya. Sementara torehan ATH terbaru menurut CoinMarketCap berada di level 89.915 dolar AS (Rp1,4 miliar) pada 12 November kemarin. Para trader memanfaatkan kenaikan ini dengan mengambil profit. Sementara yang lain menjadi takut ketinggalan reli harga yang terus meningkat alias FOMO (Fear of Missing Out).

Analis dari firma riset kripto Santiment mengungkapkan bahwa lonjakan harga Bitcoin yang hampir menyentuh 90.000 dolar AS dalam belakangan ini membuat para pemegang jangka panjang atau holder Bitcoin menjadi optimis. Tidak sedikit yang memprediksi harga Bitcoin bisa mencapai nilai enam digit dalam waktu dekat.

Santiment menilai fenomena FOMO ini justru dapat meningkatkan pembelian BTC, seiring dengan ekspektasi harga yang bisa tembus 100.000 dolar AS (Rp1,55 miliar). Capaian harga BTC terkini cukup mengejutkan mengingat dua hingga tiga bulan lalu, target harga ini dianggap sulit dicapai. Namun, setelah kenaikan harga sebesar 70% sejak penurunan besar pada 5 Agustus lalu, pandangan komunitas kripto pun berubah.

(Dok. Santiment)

Meski begitu, lonjakan harga Bitcoin ini juga diikuti oleh peningkatan aksi jual di kalangan trader yang berusaha mengambil keuntungan pada puncak harga. Data Santiment menunjukkan adanya lonjakan besar dalam transaksi penjualan untuk mengambil profit, terutama di platform perdagangan kripto Binance dan Bitmex, di mana para trader memanfaatkan kenaikan harga dengan leverage dan margin yang tinggi untuk memaksimalkan profit mereka.

Namun, di tengah aksi jual trader ritel atau pedagang kecil, ada investor besar atau whale yang terus menambah koleksi Bitcoin mereka. Dalam laporan tahunannya, Santiment mencatat bahwa dompet yang dikuasai oleh whales dan sharks yang memiliki minimal 10 BTC telah menambah kepemilikan hingga 234.150 BTC dalam setahun terakhir. Jumlah ini kini setara dengan 19,76 miliar dolar AS (sekitar Rp306,28 triliun). 

Santiment juga mencatat bahwa meski euforia saat ini tinggi, level optimisme belum mencapai puncak seperti yang terjadi pada Maret lalu saat Bitcoin berada di siklus harga tertingginya. Mereka memperkirakan bahwa harga Bitcoin masih berpotensi naik, selama investor besar terus menambah aset mereka dan pedagang ritel tetap menyediakan likuiditas dengan menjual aset mereka di saat melihat potensi terjadinya koreksi harga.