JAKARTA - Elon Musk sempat menawarkan satelit miliknya SpaceX Starlink untuk memulihkan internet ke Tonga, yang mengalami gangguan internet setelah letusan gunung berapi, 15 Januari lalu. Namun kemudian ia menarik tawarannya itu tak lama setelah membuat pernyataan.
Musk mentweet pada hari Jumat: 'Orang-orang dari Tonga memberi tahu kami apakah penting bagi SpaceX untuk mengirim melalui terminal Starlink?'
Dr Shane Reti, MP yang berbasis di Whangarei, mengirim surat kepada Musk tak lama setelah mendengar proposal yang menanyakan apakah internet berbasis ruang angkasanya dapat membantu masyarakat Tonga.
Semua berjalan sesuai rencana sampai beberapa jam kemudian Elon Musk kembali menyampaikan berita: 'Ini adalah hal yang sulit untuk kita lakukan sekarang.'
Musk mengatakan SpaceX tidak memiliki cukup satelit internet untuk membantu penduduk Tonga, padahal perusahaannya memiliki 2.000 perangkat di orbit Bumi.
Tak lama setelah menawarkan bantuannya untuk menghidupkan internet di Tonga, miliarder itu men-tweet: 'Kami tidak memiliki cukup satelit dengan tautan laser dan sudah ada geo sat yang melayani wilayah Tonga.'
Satelit geo termasuk perangkat untuk prakiraan cuaca, radio satelit dan televisi sudah memenuhi Tonga. Adanya geo sats di atas Tonga, tidak ada ruang bagi Musk untuk memindahkan Starlink-nya ke sana.
Seorang pengguna Twitter bernama Christina menimpali percakapan itu, mengatakan: 'Starlink membutuhkan stasiun bumi sehingga satelit memiliki akses internet. Tetapi tidak ada stasiun bumi yang memungkinkan di Tonga karena kabel bawah laut rusak,” ungkapnya.
Hubungan telepon antara Tonga dan dunia yang lebih luas mulai tersambung kembali Rabu malam 19 Januari, meskipun memulihkan konektivitas internet secara penuh, kemungkinan akan memakan waktu satu bulan atau lebih, menurut pemilik satu-satunya kabel komunikasi bawah laut kepulauan itu.
BACA JUGA:
“Layanan jaringan penuh tidak akan tersedia sampai kabel bawah laut diperbaiki,” kata operator Telecom Digicel seperti dikutip Dailymail. “Sebuah kapal spesialis teknologi bertujuan untuk berangkat dari Port Moresby dalam perjalanan perbaikan selama akhir pekan,” kata Samiuela Fonua, Ketua Pemilik Kabel Tonga Cable Ltd.
Namun dengan berlayar delapan atau sembilan hari untuk mengumpulkan peralatan di Samoa, kemudian perjalanan yang tidak pasti menuju patahan di daerah letusan, dia mengatakan akan 'beruntung' jika pekerjaan itu dilakukan hanya dalam waktu satu bulan.
“Bisa lebih lama dari itu,” katanya melalui telepon dari Auckland, tempat dia mengoordinasikan perbaikan.
“Kabel sebenarnya berada di sekitar zona vulkanik. Kami tidak tahu ... apakah mereka utuh, atau tertiup angin, atau terjebak di suatu tempat di bawah air. Kami tidak tahu apakah itu terkubur lebih dalam lagi,” ungkapnya.