Dua Fitur Anyar Snapchat yang Selamatkan Pengguna dari Narkoba di Media Sosialnya
Snapchat mengambil langkah besar untuk memastikan keamanan penggunanya.(foto: dok. snapchat)

Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan teknologi besar di Amerika Serikat (AS), Snapchat dan TikTok tengah dikritik habis-habisan oleh Kongres AS, atas lalainya keamanan di media sosial mereka dalam melindungi remaja dari transaksi obat terlarang.

Tak hanya itu, mereka juga dikritik menyoal algoritma yang justru menampilkan konten pornografi, dan masalah potensial lainnya kepada remaja.

Sekarang, Snapchat telah mengambil langkah besar untuk memastikan keamanan pengguna dengan meluncurkan fitur Quick Add untuk melindungi anak di bawah umur antara 13 hingga 17 tahun dari pelecehan dan penggunaan narkoba.

Miliki Teman yang Lebih Aman

Quick Add pada dasarnya adalah fitur saran teman yang memungkinkan pengguna untuk menambahkan teman lebih cepat daripada mencari mereka melalui nama pengguna. Seorang pengguna akan muncul di daftar Quick Add orang lain hanya jika mereka memiliki teman atau koneksi yang sama.

Untuk pengguna yang lebih muda dari 18 tahun, agar dapat ditemukan di Quick Add, pengguna di bawah umur harus memiliki sejumlah koneksi timbal balik dengan orang asing untuk diizinkan menambahkan mereka ke jaringan mereka.

Mengidentifikasi Pengguna Jahat

Melansir Digital Trends, Jumat, 21 Januari, selama sidang kongres Oktober lalu, terungkap bahwa dua anak muda di Minnesota, AS,  meninggal setelah mengonsumsi pil yang dibeli dari reseller yang mereka temui di Snapchat.

Tanpa sepengetahuan mereka, obat penghilang rasa sakit yang diresepkan tersebut dicampur dengan fentanil, yang bisa menjadi obat yang sangat berbahaya.

Untuk mengatasi ini, Snapchat telah mengambil langkah-langkah guna mengidentifikasi pengguna yang menjual narkoba di platformnya dan juga akan melaporkan kasus potensial ke penegak hukum.

Perusahaan juga telah menambahkan Community Anti-Drug Coalitions of America (CADCA) dan Truth Initiative ke portal Heads Up untuk melawan penggunaan obat-obatan terlarang. Platform mengklaim bahwa algoritma AI yang diperbarui dapat mengidentifikasi akun ilegal dengan lebih sukses, dan bahkan melarang pengguna ini membuat akun baru.

Aplikasi seperti Instagram juga telah disoroti karena menyarankan obat-obatan kepada anak di bawah umur dan untuk celah dalam pembatasan profil untuk anak di bawah umur.