Bagikan:

JAKARTA – Perusahaan Induk Facebook, Meta Platforms, telah menghapus jaringan akun palsu yang berasal dari Iran. Menurut Penyelidik dari Meta pada Kamis, 19 Januari, jaringan akun palsu tersebut diyakini telah menargetkan para pengguna Instagram di Skotlandia dengan konten yang mendukung kemerdekaan Skotlandia.

Jaringan tersebut menggunakan akun palsu untuk menyamar sebagai penduduk lokal di Inggris dan Skotlandia. Mereka memposting foto dan meme tentang peristiwa terkini dan kritik terhadap pemerintah Inggris, kata Meta.

Akun-akun tersebut mengatur konten mereka di sekitar tagar umum yang mempromosikan tujuan tersebut, meskipun terkadang mereka salah mengejanya, kata sumber di Meta. Akun-akun tersebut juga memposting tentang sepak bola dan kota-kota di Inggris, yang kemungkinan akan membuat persona fiktif tampak lebih otentik.

Menurut Meta, seperti dikutip Reuters, beberapa akun palsu menggunakan gambar profil yang kemungkinan dibuat melalui teknik AI, sementara yang lain menggunakan foto tokoh media dan selebritas dari Inggris dan Irak sebagai gambar profilnya.

Dalam sebuah referendum tentang kemerdekaan Skotlandia pada tahun 2014, rakyat Skotlandia memilih 55%-45% untuk tetap berada di Inggris Raya. Akan, munculnya kebijakan Brexit dan penanganan krisis COVID-19 oleh pemerintah Inggris, telah membuat dukungan untuk kemerdekaan di antara rakyat Skotlandia muncul lagi. Mereka bahkan menuntut pemungutan suara kedua (referendum) untuk memisahkan diri dari Inggris.

Meta mengatakan penyelidikannya telah menemukan hubungan dengan individu di Iran, termasuk orang-orang dengan latar belakang yang mengajar bahasa Inggris sebagai bahasa asing.

Dikatakan operasi itu memiliki beberapa koneksi dengan jaringan kecil berbasis di Iran yang sebelumnya dihapus pada Desember 2020. Mereka  sebagian besar menargetkan audiens berbahasa Arab, Prancis, dan Inggris dengan menggunakan akun palsu, tetapi tidak memberikan perincian lebih lanjut tentang siapa yang mungkin berada di balik aktivitas tersebut.

“Kami telah melihat serangkaian operasi yang datang dari Iran selama beberapa tahun terakhir,” kata Ben Nimmo, pemimpin intelijen ancaman global Meta untuk operasi pengaruh, dalam konferensi pers, yang dikutip oleh Reuters. "Ini bukan lingkungan monolitik."

Perusahaan media sosial itu mengatakan telah menghapus delapan akun Facebook dan 126 akun Instagram sebagai bagian dari jaringan terbaru ini pada bulan Desember karena melanggar aturannya terhadap perilaku tidak autentik yang terkoordinasi.

Meta juga mengatakan pada Desember lalu bahwa mereka menghapus jaringan yang sebagian besar berasal dari Meksiko dan menargetkan audiens di negara-negara termasuk Honduras, Ekuador dan El Salvador. Ada pula jaringan akun palsu yang berasal dari Turki yang menargetkan orang-orang di Libya..