Meta Blokir Ribuan Akun Palsu dari China dan Rusia yang Menyamar Sebagai Orang Amerika
Meta Platform Inc., baru-baru ini telah mendeteksi dan menutup dua jaringan terpisah dari akun palsu.(foto: dok, Facebook)

Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan induk Facebook,  Meta Platform Inc., baru-baru ini telah mendeteksi dan menutup dua jaringan terpisah dari akun palsu yang terlibat dalam operasi pengaruh rahasia yang dijalankan dari China dan Rusia.

Beberapa akun tersebut diketahui menyamar sebagai orang Amerika. Meta mengatakan tindakan penghapuskan akun palsu itu karena perusahaan merasa harus tetap waspada terhadap campur tangan asing dalam pemilihan paruh waktu di AS yang dua bulan lagi akan berlangsung.

Juru bicara Meta sekaligus intelijen ancaman global, Ben Nimmo, menyatakan ini adalah pertama kalinya perusahaan melihat akun China menargetkan orang Amerika dengan cara seperti itu.

“Mereka menjalankan akun palsu yang berpura-pura menjadi orang Amerika dan mencoba berbicara seperti orang Amerika dan mereka berbicara tentang masalah domestik yang benar-benar memecah belah seperti aborsi dan kontrol senjata,” ungkap Nimmo kepada CNN Internasional, Rabu, 28 September.

"Sepertinya mereka menggunakan isu-isu panas ini untuk mencoba dan menemukan titik masuk ke dalam wacana Amerika," imbuhnya.

Nimmo menjelaskan, Meta telah menghapus 81 akun Facebook, delapan Halaman, satu Grup dan dua akun di layanan foto dan video Instagram yang memiliki hubungan dengan China.

Beberapa akun menargetkan orang-orang di AS, sementara yang lain berfokus pada pengguna Republik Ceko dan berbahasa Mandarin dan Prancis secara global. Menurut Meta, jaringan itu kecil dan tidak menarik banyak keterlibatan sebelum perusahaan menghentikannya.

Diwartakan CNET, operasi pengaruh China terdiri dari empat upaya. Kelompok akun pertama memposting dalam bahasa China dengan akun palsu yang memiliki nama perempuan dalam bahasa Inggris tetapi gambar profil laki-laki.

Mereka mengkritik AS dan kebijakan luar negerinya dan menuduh AS melakukan pengawasan dan serangan dunia maya terhadap China. Kelompok akun kedua dan ketiga memposting dalam bahasa Inggris tahun ini, masing-masing menyamar sebagai orang Amerika konservatif dan liberal.

Salah satu akun palsu memposting meme pada April lalu tentang Presiden AS Joe Biden dengan frasa dalam huruf kapital semua bertuliskan "Satu Tahun Masuk: Tidak Ada yang Dibangun. Tidak Ada yang Kembali. Tidak Ada yang Lebih Baik."

Lebih lanjut, kumpulan akun lain memposting meme pada Agustus lalu yang menyebut Senator AS Marco Rubio, seorang Republikan Florida dan mendesak orang untuk memilihnya.

Kelompok akun keempat berpura-pura menjadi orang-orang di Republik Ceko, berbagi meme dan teks yang mengkritik pemerintah Ceko. Beberapa akun palsu menuduh bahwa pemerintah Ceko menjadi boneka AS atau Uni Eropa. Satu postingan memperingatkan bahwa perang dagang dengan China akan lebih menyakitkan daripada dengan Rusia.

Sebagian besar diposting selama jam kerja di China sehingga berarti kebanyakan orang Amerika tertidur ketika akun palsu membagikan konten. Akun-akun tersebut juga menggunakan berbagai platform, termasuk Twitter.

Meski begitu, perusahaan juga tidak memiliki cukup bukti untuk menghubungkan akun palsu China dengan entitas tertentu seperti pemerintah China.

Meta juga mengatakan telah menarik jaringan besar akun palsu yang terkait dengan Rusia yang terutama menargetkan Jerman, Prancis, Italia, Ukraina, dan Inggris. Akun-akun tersebut berfokus pada perang di Ukraina dan dampaknya di Eropa.

Jaringan itu adalah operasi Rusia terbesar dan paling kompleks yang telah diganggu perusahaan sejak perang di Ukraina dimulai.

Operasi Rusia menjalankan lebih dari 60 situs yang meniru outlet media Eropa seperti situs berita Jerman Der Spiegel dan Guardian. Operasi ini juga membuat akun di Facebook, Instagram, YouTube, Telegram, Twitter, Change.org, Avaaz.com dan LiveJournal dan diposting dalam berbagai bahasa.

Dari keseluruhan itu, Meta berhasil memblokir 1.633 akun Facebook, 703 Halaman, satu Grup dan 29 akun Instagram dari Rusia.

Sebagai informasi, kasus ini juga berbeda dari operasi pengaruh China yang juga pernah diturunkan Meta di masa lalu. Dalam siklus pemilu sebelumnya, operasi pengaruh China berfokus pada kritik AS kepada audiens internasional daripada audiens domestik.

Penghapusan akun juga menunjukkan bagaimana Meta menangani disinformasi ketika anggota parlemen AS mengajukan lebih banyak pertanyaan tentang dampak media sosial terhadap keamanan nasional.