JAKARTA - Aset kripto (cryptocurrency) makin dilirik berbagai kalangan di Indonesia. Menanggapi hal tersebut, pemerintah memalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan mendirikan bursa kripto pada awal tahun 2022 ini. Hal itu disampaikan pada peresmian T-Hub Tokocrypto di Batu Belig, Bali, Jumat, 21 Januari kemarin.
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengatakan bahwa bursa kripto akan didirikan pada kuartal satu tahun ini. Bursa tersebut didirikan atas dasar menghidupkan dan membuat ekosistem aset yang lebih baik.
"Mudah-mudahan, insyaallah jika Tuhan berkenan, bursa kripto akan hadir pada kuartal 1 tahun ini," ucap Jerry.
Jerry mengungkapkan, dengan hadirnya bursa ini akan meningkatkan integrasi antara konsumen dan pedagang. Lebih lanjut, pria 36 tahun tersebut berkata bahwa bursa ini juga untuk menjamin keamanan dan perlindungan konsumen.
"Saat ini jual-beli langsung ke trader. Dengan hadirnya bursa, ini akan lebih accountable, kliring-nya, kustodian-nya, pencatatannya, record-nya, dan lainnya lebih terintegrasi antara konsumen, pedagang, dan juga tentunya yang paling penting adalah memberikan keamanan dan perlindungan untuk konsumen. Ini yang menjadi perhatian kami di Kemendag," jelasnya.
BACA JUGA:
Bursa ini, ucap Jerry, akan menghidupkan, membuat, menciptakan ekosistem baik dan sehat yang akan menumbuhkan banyak trader lain yang bakal berpartisipasi dalam bursa tersebut. Selain itu, dengan pengembangan aset kripto, akan meningkatkan sektor-sektor lain, seperti ekonomi kreatif, pariwisata, dan bisnis-bisnis turunan seperti asuransi dan lain sebagainya.
"Ini ujung-ujungnya bisa menghidupkan kembali UMKM, produk- produk Indonesia. Bangga jika bisa bikin token atau koin sendiri," imbuh Jerry.
Kementerin Perdagangan mencatat, hingga Desember 2021, sudah terdapat 11,2 juta pelanggan aset kripto di dalam negeri. Selain itu, transaksinya sudah menembus angka Rp859 triliun dengan transaksi harian mencapai Rp2,7 triliun.