JAKARTA- RR.AI, sebuah unit startup teknologi self-driving dari Robotic Research, dan pembuat bus AS, GILLIG, mengatakan pada Senin, 10 Januari, bahwa mereka akan bersama-sama mengembangkan sistem bantuan pengemudi dan teknologi self-driving untuk bus komuter di Amerika Serikat.
Membuat taksi otonom kini terbukti lebih sulit dan mahal untuk dikembangkan daripada yang diharapkan, tetapi investor telah memompa uang ke truk dan kendaraan komersial lainnya di mana otomatisasi dapat dilakukan lebih cepat.
RR.AI dan GILLIG mengatakan mereka akan bersama-sama mengembangkan teknologi kendaraan otonom Level 4 untuk bus, yang akan memungkinkan kendaraan untuk mengemudi sendiri dalam keadaan tertentu, seperti di depot, tetapi sebagian besar waktu saat kendaraan berjalan, akan membutuhkan pengemudi manusia.
Mereka mengatakan teknologi itu dapat melindungi pengemudi melalui fitur keselamatan, termasuk pengereman darurat otomatis, docking presisi, deteksi titik buta, dan penghindaran pejalan kaki.
"Kami percaya kemitraan dengan GILLIG akan meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan pengemudi, pejalan kaki, dan pengguna jalan sekaligus meningkatkan efisiensi bagi otoritas transit dan menurunkan biaya," kata Chief Executive RR.AI Alberto Lacaze dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh Reuters.
BACA JUGA:
GILLIG mengatakan mereka mengharapkan untuk menerapkan teknologi ini di semua model busnya, tetapi akan menerapkannya terlebih dahulu dalam model bus listrik terbarunya.
Pasar bus AS selama didominasi oleh GILLIG, bagian dari unit New Flyer NFI Group Inc Kanada, dan Novabus yang berbasis di Kanada, bagian dari unit Volvo AB .
Robotic Research mengatakan bulan lalu telah mengumpulkan 228 juta dolar AS dari investor termasuk dari SoftBank untuk meningkatkan solusi RR.AI terutama untuk truk, bus, dan kendaraan logistik.
Pemilik GILLIG, Henry Crown & Company juga berpartisipasi dalam putaran pendanaan tersebut.