Kementerian Perhubungan China Tak Mau Gegabah Terapkan Aturan tentang Kendaraan Otonom
China tak mau ketinggalan terapkan aturan tentang kendaraan otyonom. (foto: pony.ai)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perhubungan China menyatakan bahwa mereka harus berhati-hati dalam mengadopsi aturan tentang kendaraan otonom dalam transportasi penumpang, untuk diterapkan dalam rancangan industri kendaraan self-driving

Kementerian tersebut berencana untuk mendorong penggunaan kendaraan otonom sebagai taksi dalam skenario yang mudah dikendalikan dalam situasi lalu lintas rendah, pada  Senin, 8 Agustus.

“Pengelolaan transportasi dengan kendaraan otonom harus tetap berpegang pada prinsip-prinsip keselamatan sebagai prioritas utama,” kata Kementerian Perhubungan China, seperti dikutip Reuters.

China dan AS sedang berlomba untuk mengkomersialkan kendaraan otonom, mulai dari teknologi mutakhir dalam sensor dan pemetaan hingga regulasi yang menyeimbangkan antara pengembangan dan keselamatan.

Negara bagian AS seperti Arizona telah mengizinkan perusahaan truk swakemudi beroperasi tanpa pengemudi manusia. Sementara negara bagian California menyetujui unit robotaxi General Motor, Cruise LLC, pada bulan Juni untuk mulai menagih penumpang untuk perjalanan tanpa pengemudinya.

Di China, Beijing, Shanghai, dan Shenzhen juga mengizinkan operasi robotaxi oleh perusahaan termasuk Baidu dan Pony.ai di area terlarang.

Baidu mengatakan pada  Senin bahwa pihaknya telah memperoleh izin untuk mengoperasikan layanan robotaxi tanpa pengemudi pertama di jalan terbuka di dua kota di China.

Baidu Inc. disetujui untuk menyebarkan taksi self-driving pertama yang sepenuhnya otonom di jalan-jalan China, memberikan keunggulan atas saingannya seperti Pony.ai Inc. dan XPeng Inc.

Raksasa teknologi itu telah mendapatkan izin untuk mengoperasikan robotaxis di Wuhan dan Chongqing, dalam sebuah pernyataan Senin. Langkah ini menandai pelonggaran aturan China, yang sebelumnya mengamanatkan seseorang harus berada di dalam kendaraan untuk mengambil kendali jika terjadi keadaan darurat.

Menurut Charlie Chai, analis mengemudi otonom di 86 Research yang berbasis di Shanghai, izin tersebut akan memungkinkan perusahaan untuk melakukan lebih banyak pengujian kendaraannya, 

“Tebakan terbaik saya adalah bahwa komersialisasi yang menghasilkan pendapatan yang signifikan masih dua hingga tiga tahun lagi,” kata Chai seperti dikutip Financial Times. “Dari segi teknologi, pemimpinnya adalah Pony.ai dan Apollo [Baidu], tetapi dalam hal skala dan pengujian di lapangan, penyebaran Baidu ada di depan.”