Bagikan:

JAKARTA – Pengembangan transportasi umum seperti taksi terbang mengalami perkembangan signifikan. Baru-baru ini lini perusahaan produsen mobil asal Jerman Volkswagen yang berlokasi di China, VW Group China (VGC) meluncurkan eVTOL perdananya meski baru prototipe yang disebut V.MO.

Taksi terbang tersebut sepenuhnya menggunakan energi listrik dan otonom. Kendaraan ini bisa mengangkut empat penumpang, dilengkapi dengan ruang bagasi. Ini diklaim bisa menjadi alternatif arus lalu lintas kendaraan darat yang terhambat kemacetan.

VGC telah menjuluki prototipe mobil terbangnya sebagai "Harimau Terbang" karena warna hitam dan emasnya, kata Manajer Produk & Pemilik Produk Zhou Jin. Perusahaan ini mempercepat pengembangan perangkat lunak dan R&D lokal untuk membuat mobil terbang yang tersedia secara komersial menjadi kenyataan dalam beberapa tahun ke depan.

“Mobilitas vertikal kemungkinan akan menjadi bagian utama dari masa depan transportasi perkotaan dan antarkota di kota-kota besar China,” tambah Jin, dikutip dari SlashGear.

“Kendaraan udara eVTOL akan dapat mengangkut penumpang lebih cepat, lebih efisien, dan dengan fleksibilitas yang lebih besar daripada solusi berbasis darat yang ada untuk jarak pendek dan menengah,” tambah Zhou.

V.MO memiliki konfigurasi sayap-X dengan delapan rotor (untuk menghasilkan daya angkat) dan dua baling-baling (penerbangan horizontal). Selain itu, pesawat ini memiliki panjang 36,75 kaki (11,2 meter) dan lebar bentang 34,8 kaki (10,6 meter). VGC tidak memberikan rincian tentang motor drone dan spesifikasi baterai, tetapi perusahaan mengatakan pesawat itu bisa terbang di angkasa sejauh sekitar 124 mil (200 km) sebelum baterainya habis.

VGC akan memulai tes penerbangan awal nanti pada tahun 2022, dan perusahaan bertujuan untuk melakukan tes penerbangan yang lebih maju pada musim panas 2023. Dalam iterasi terakhirnya, VW Group China menjanjikan kabin empat tempat duduk dan kemampuan terbang otonom. Itu artinya kendaraan terbang ini tidak memerlukan pilot untuk mengoperasikannya.

Meski demikian, mobil terbang V.MO ini ditujukan untuk individu berpenghasilan tinggi di China. Kendaraan ini dapat digunakan untuk layanan antar-jemput udara kaum elit di negara tersebut. Di sisi lain, perusahaan mengungkapkan bahwa V.MO versi komersial sedang dalam proses pengembangan.

VW Group China itu tidak sendirian dalam pengembangan taksi terbang listrik otonom. Produsen mobil terkemuka asal Prancis, Renault, juga telah memberikan bocoran kemungkinan perusahaan mengembangkan mobil terbang bernama Air4, pada tahun 2021 lalu. Kemudian ada Klein Vision yang juga mengembangkan mobil terbang bernama AirCar.