Kaleidoskop 2021: Richard Branson dan Jeff Bezos Bawa Era Baru Wisata Antariksa, Hingga ISS Jadi <i>Harvest Moon</i>
Jeff Bezos sukses terbang ke luar angkasa bersama Blue Origin miliknya. (foto: blue origin)

Bagikan:

JAKARTA - Situasi yang masih sama seperti tahun lalu, di mana pandemi COVID-19 melanda tak menyulutkan semangat para pencetus terobosan baru dalam mengeksplorasi teknologi.

Meski varian baru COVID-19 terus berdatangan pada tahun yang sama, tetapi banyak pula peristiwa teknologi dan sains yang terjadi belakangan. Bahkan, kemajuan yang sangat pesat hadir di tahun 2021 ini.

Saat ini warga biasa sudah dapat menikmati pemandangan Bumi dari luar angkasa berkat miliarder Richard Branson dan Jeff Bezos sebagai pionir wahana antariksa. Mereka berhasil membawa warga sipil terbang ke luar angkasa.

Tak hanya itu, para astronot yang sebelumnya menetap di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) berhasil menanam cabai dan sayuran di sana, sebagai bagian dari penelitian mereka. Saking bahagianya, mereka sampai membuat hidangan lezat dari hasil panen tersebut.

Di satu sisi, tahun ini merupakan tahun yang cukup menyedihkan karena sebagian masyarakat harus meninggalkan siaran TV analog mereka. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mewajibkan seluruh warga Indonesia agar beralih untuk menggunakan TV digital dalam program Analog Switch Off (ASO).

Namun, yang paling membanggakan adalah, kini Indonesia sudah dapat menikmati jaringan anyar kelima alias 5G, meski tertinggal jauh dengan negara lainnya, dengan hadirnya 5G, menandakan teknologi yang semakin berkembang di negara ini.

Untuk lebih jelasnya, berikut VOI rangkum sejumlah peristiwa serta perkembangan teknologi dan sains sepanjang tahun 2021 dan prediksi di tahun selanjutnya.

  1. Duo Miliarder Cetak Sejarah Wisata Antariksa

Tepat pada Minggu, 11 Juli lalu Branson dan perusahaan luar angkasa miliknya, Virgin Galactic sukses terbang ke tepi luar angkasa membawa dua pilot Dave Mackay dan Michael Masucci. Terdapat pula tiga anggota awak lainnya di kabin yaitu Kepala Instruktur Astronot Beth Moses, Insinyur Operasi Utama Colin Bennett, dan Wakil Presiden Urusan Pemerintah dan Operasi Penelitian Sirisha Bandla.

Perjalanan yang dijuluki misi Unity 22 ini sekaligus menandai dimulainya era wisata ke luar angkasa umat manusia. Branson dan awak lainnya menunggangi pesawat luar angkasa SpaceShipTwo alias VSS Unity selama 11 menit di luar angkasa.

"Saya telah memimpikan momen ini sejak saya masih kecil, tapi sejujurnya tidak ada yang bisa mempersiapkan Anda untuk melihat Bumi dari luar angkasa. Semuanya ajaib," ujar Branson saat konferensi pers.

Misi Unity 22 itu menandai uji terbang keempat ke luar angkasa untuk kendaraan dan yang pertama bagi Branson, sejatinya dia udah memimpikan ini sejak 17 tahun silam.

Setelah kepulangannya, Virgin Galactic membuka pemesanan bagi siapa saja yang ingin membeli tiket wahana antariksa dengan menunggangi SpaceShipTwo. Virgin Galactic mematok harga lebih tinggi 450.000 dolar AS atau setara Rp6,4 miliar, jauh lebih tinggi dari harga sebelumnya 250.000 dolar AS atau setara Rp Rp3,5 miliar selama penawaran penjualan  tiket awal tahun lalu. Tiket itu adalah tiket per kursi untuk durasi satu jam. Harga sudah termasuk pelatihan dan seragam luar angkasa.

“Ketika kami berusaha untuk membawa keajaiban luar angkasa ke populasi global yang luas, kami dengan senang hati membuka pintu ke industri dan pengalaman konsumen yang baru,” ungkap Virgin Galactic.

Dalam wisata luar angkasa ini, perusahaan memiliki tiga penawaran konsumen yakni satu kursi, multi-kursi untuk pasangan, teman, dan keluarga, serta pembelian tiket penuh. Menurut wakil presiden komunikasi Virgin Galactic, Aleanna Crane, sekitar 1.000 orang telah memberikan uang tunai untuk deposit terlebih dahulu, termasuk pendiri SpaceX, Elon Musk, Tom Hanks, Lady Gaga, dan Justin Bieber.

Selain Branson, miliarder kedua yang berhasil menjajaki luar angkasa adalah Jeff Bezos, pendiri Amazon sekaligus Blue Origin. Meski tersalip Branson, semangat Bezos tetap membara.

Bezos tak sendiri ikut dalam penerbangan ini. Ia juga ditemani oleh Mark Bezos, saudaranya, Wally Funk, seorang perintis luar angkasa berusia 82 tahun dari perlombaan luar angkasa, dan Oliver Daemen, mahasiswa asal Belanda yang berusia 18 tahun. Daemen adalah anak seorang pengusaha yang dibayari ayahnya itu untuk menjadi penumpang berbayar pertama Blue Origin.

Empat orang tersebut, termasuk Bezos terbang dalam penerbangan awak pertama dari roketnya, New Shepard pada Selasa, 20 Juli. Penerbangan Branson hanya mencapai 53 mil di atas Bumi, sedangkan Bezos menempuh sejauh 62 mil, yang dikenal sebagai batas ruang angkasa.

"Hari terbaik yang pernah ada. Harapan saya tinggi dan hal itu secara dramatis terlampaui," kata Bezos ketika selamat mendarat di Bumi setelah mengangkasa selama 10 menit 10 detik.

Bezos menyatakan penerbangan berawak pertama ini adalah langkah mengembangkan armada pesawat ruang angkasa yang dapat digunakan kembali untuk wisata antariksa, yang diklaim menelan harga hingga 100 juta dolar AS atau setara Rp1,4 triliun.

Setelah kesuksesan itu, Bezos kembali menerbangkan putri sulung astronot AS, Alan Shepard yakni Laura Shepard Churchley pada 11 Desember 2021. Churchley terbang ke antariksa bersama penumpang kehormatan lainnya, Michael Strahan mantan bintang National Football League dan penyiar "Good Morning America".

Selain keduanya, ada juga empat penumpang yang membayar dalam jumlah sangat besar. Mereka adalah eksekutif industri antariksa Dylan Taylor, insinyur-investor Evan Dick, pemodal ventura Lane Bess dan putranya, Cameron Bess.

Diprediksi tahun-tahun selanjutnya, kedua wahana antariksa para miliarder ini akan semakin berkembang. Pasalnya, tiket wahana antariksa Branson saja sudah memiliki sekitar 1000 pemegang tiket sekarang. Sementara Bezos, enggan memberi tahu seberapa banyak tiket perusahaan yang telah terjual. Ia hanya berkata bahwa permintaannya sangat tinggi.

  1. Stasiun Luar Angkasa Internasional Jadi Harvest Moon

Pada Maret awal tahun ini, astronot ISS berhasil menanam tanaman Pak Choi. Astronot Michael Hopkins terlihat dalam sebuah foto memamerkan tanaman Pak Choi (sejenis sawi) yang hampir dewasa di stasiun ruang angkasa.

Awak NASA membawa tanaman ke ISS penelitian serta dikonsumsi para astronot untuk memberikan nutrisi pada mereka dalam misi jangka panjang, termasuk saat menjajaki Mars. NASA telah mengeksplorasi cara untuk menanam makanan di luar angkasa dan menilai tantangan berkebun luar angkasa di fasilitas Sistem Produksi Sayuran (Veggie).

Sebenarnya, ini bukan kali pertama mereka melakukan percobaan menanam sayuran, Hopkins beberapa kali gagal menanam selada di ISS. Namun, ia tak menyerah begitu saja sehingga tumbuhlah tanaman Pak Choi ini untuk pertama kalinya.

Adapula uji coba olah bibit tanaman sebelumnya yang juga telah menghasilkan beberapa makanan lezat. Di mana para kru telah menikmati selada merah dan lobak yang ditanam di luar angkasa. Tidak hanya itu, guna mempercantik ISS, para astronot juga menanam tanaman berbunga, seperti Zinnia.

Selanjutnya pada 6 Desember lalu, para astronot di ISS juga kembali panen cabai. Ini adalah cabai paprika kedua yang ditanam di stasiun tersebut, mengakhiri salah satu eksperimen paling menantang dalam menanam tanaman di luar angkasa hingga kini.

Meski di Bumi menanam cabai terlihat mudah, tetapi percobaan menanam cabai menurut astronot di ISS jauh lebih menantang daripada tanaman lainnya. Hal itu karena cabai merupakan tanaman berbunga dan memerlukan waktu tumbuh selama 137 hari, dibandingkan dengan tanaman lainnya yang hanya memerlukan satu atau dua bulan saja.

Seperti sebelumnya, cabai ditanam di Advanced Planet Habitat ISS sebagai bagian dari eksperimen yang disebut Plant Habitat-04. Batch pertama cabai dipanen pada 29 Oktober lalu dan diolah menjadi taco lezat untuk kru di ISS.

Salah satu keuntungan besar menanam cabai adalah rasa pedasnya menarik bagi para astronot, yang sering meminta bumbu seperti saus pedas untuk membuat makanan mereka lebih berselera.

Tak hanya menanam sayuran, para astronot di ISS juga bereksperimen dengan membuat semen di luar angkasa dan meskipun itu menciptakan struktur mikro yang agak berbeda dari di Bumi, semen ini berhasil.

Eksperimen yang disebut Microgravity Investigation of Cement Solidification (MICS), melibatkan pencampuran bubuk semen dengan berbagai aditif dan jumlah air yang berbeda. Pada putaran terakhir percobaan, campuran trikalsium aluminat dan gipsum menunjukkan hasil yang menarik.

Di masa depan, campuran semen "buatan luar angkasa" ini dapat digunakan untuk membangun stasiun di Mars atau Bulan. Semen digunakan untuk membuat beton, yang memiliki sifat pelindung sangat baik terhadap radiasi kosmik. Itu juga cukup kuat untuk melindungi dari benturan meteorit.

Untuk mempermudah, penjelajahan Mars dan Bulan di masa depan sebenarnya dapat mencetak struktur 3D dari beton yang terbuat dari tanah Bulan dan Mars dalam printer 3D yang mirip dengan Additive Manufacturing Facility yang saat ini ada di stasiun luar angkasa.

  1. Sayonara TV Analog, Selamat Datang Era Baru TV Digital

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) akan segera melakukan migrasi televisi (TV) analog ke digital atau Analog Switch Off (ASO), yang dijadwalkan rampung pada 2 November, 2022.

Untuk peralihan tersebut, TV tabung maupun LCD dapat menggunakan Set Top Box (STB) untuk mendapatkan sinyal siaran televisi digital. Perangkat tersebut dikabarkan akan dibagikan secara gratis oleh pemerintah.

Namun, sebelum itu Kemenkominfo akan menerapkan tiga tahapan dan jadwal penghentian siaran televisi analog. Dijelaskan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kemenkominfo, Ismail tiga tahap yaitu tahap pertama 30 April 2022 yang mencakup 56 Wilayah dan 166 Kabupaten/Kota, tahap kedua 25 Agustus 2022 berada di 31 Wilayah dan 110 Kabupaten/Kota serta tahap ketiga 2 November 2022 meliputi 25 Wilayah dan 63 Kabupaten/Kota.

"Proses penetapan dan pengundangan perubahan Peraturan Menteri Nomor 6 Tahun 2021 yang menyangkut jadwal ASO yang baru telah selesai, sehingga dapat kami umumkan tahapan ASO yang akan kita lakukan menjelang tanggal 2 November 2022," jelas Ismail.

Adapun daerah-daerah yang mengalami ASO tahap pertama yakni Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua. Tahap kedua Sulawesi Selatan 5, Kalimantan Tengah 6, Nusa Tenggara Timur 2, DI Yogyakarta, Jawa Barat 1, Jawa Tengah 1, dan DKI Jakarta. Tahap terakhir antara lain di Jawa Tengah 5, Kalimantan Barat 6, Nusa Tenggara Barat 5, Maluku 2, Sulawesi Tengah 3 dan Papua 9.

Jadwal dan tahapan ASO sesuai Peraturan Menteri Kominfo Nomor 11 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 6 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penyiaran.

Menurut Ismail, pelaksanaan ASO secara bertahap ini merupakan praktik yang lazim dilakukan di berbagai negara. Bahkan, dengan pentahapan ini pemangku kepentingan dapat mempersiapkan siaran digital dengan sebaik-baiknya.

Lebih lanjut, Kemenkominfo juga mengimbau selama proses ASO berlangsung, siaran simulcast tetap dijalankan agar memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menyesuaikan dengan siaran digital.

"Kami menghimbau agar siaran simulcast yang sudah berjalan di hampir seluruh Indonesia tetap dijalankan untuk memberi kesempatan kepada masyarakat untuk menyesuaikan dengan siaran televisi digital," kata Ismail.

  1. Indonesia Akhirnya Masuk Era Internet Super Cepat

Jaringan anyar 5G saat ini sudah berada di Indonesia, tepat pada 5 Mei lalu, Telkomsel menjadi pelopor jaringan generasi ke-5 tersebut.

Kini warga Indonesia sudah dapat menikmati jaringan 5G Telkomsel yang tersedia di sejumlah titik, mulai dari DKI Jakarta, Bandung, Solo, Surabaya, Medan, Batam, Makassar, Balikpapan, dan Bali. Khusus di DKI Jakarta 5G Telkomsel tersedia di Alam Sutera, BSD, Kelapa Gading, PIK, Pondok Indah, dan Widya Chandra.

Jaringan 5G hadir dalam pita frekuensi 2,3 GHz, memiliki lebar 30 MHz yang digelar 2300-2330 MHz. Selain itu, pelanggan Telkomsel tidak perlu mengganti kartu SIM-nya guna mendapat layanan 5G, yang terpenting sebelumnya sudah menggunakan jaringan 4G.

Perusahaan menyebut kecepatan 5G ini 100 kali lebih cepat dibanding 4G. Dengan begitu, jaringan tersebut tentu saja menjanjikan kecepatan unduh dan unggah yang lebih baik dan pengalaman yang lebih nyaman bagi pelanggan.

Di sisi lain, Telkomsel tidak sendiri, ada pula Indosat Ooredoo yang baru saja memperluas jaringan 5G milik mereka di DKI Jakarta. Ini menjadi kota kedua yang tercakup jaringan 5G Indosat Ooredoo, setelah sebelumnya meluncur di kota Solo, Jawa Tengah.

Cakupannya sendiri yakni di sekitar Monumen Nasional (Monas), atau wilayah kantor pusat Indosat Ooredoo di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat serta di beberapa wilayah DKI Jakarta lainnya, Solo, Surabaya, Makassar, dan Balikpapan.

Tidak hanya untuk pelanggan, 5G Indosat Ooredoo juga ditujukan untuk kepentingan industri atau bisnis. Tentu saja itu berada di kawasan industri Karawang, Jawa Barat. Indosat Ooredoo menjalankan jaringan 5G pada pita frekuensi 1.800MHz atau 1.8GHz dengan lebar pita 20MHz dalam rentang 1.837,5MHz sampai 1.857,5MHz.

Sayangnya, adopsi 5G di Indonesia masih terbilang minim juga terbatas, hal ini karena adanya beberapa faktor seperti tersedianya spektrum frekuensi.

"Untuk kita ketahui, kendala yang paling besar di 5G adalah tersedianya spektrum frekuensi yang memadai. Karenanya program farming dan refarming spektrum frekuensi menjadi perhatian utama Kemenkominfo," tutur Menteri Kominfo, Johnny G. Plate, saat acara Mendigitalkan Indonesia: Retrospeksi Kominfo 2021 dan Outlook 2022, di Jakarta belum lama ini.

Johnny menyatakan, proses refarming frekuensi bukan pekerjaan yang mudah, karena harus memindahkan pengguna spektrum itu ke frekuensi yang lain.

"Nah ini perlu komunikasi yang intens dan dia akan berimplikasi pada sisi komersial. Kalau memindahkan pasti ada biaya-biayanya yang jumlahnya tidak akan sedikit,” imbuh Johnny.

Karenanya, Johnny mengungkapkan Indonesia harus memiliki ketersediaan spektrum frekuensi pada semua level, baik itu 2,1 Ghz, 2,3 Ghz, 2,6 Ghz, 3,3 Ghz dan 3,5 Ghz.

Bersamaan dengan itu, Johnny menjelaskan selain masalah ketersediaan spektrum, handset atau smartphone yang hadir saat ini belum semuanya mendukung jaringan 5G. Oleh karena itu, Johnny meminta untuk kerja sama dari produsen smartphone.

“Tidak semua handphone yang kita miliki mempunyai fasilitas 5G. Software-nya belum tentu 5G. Sehingga, kita juga harus bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan pembuat handphone. Jadi ada di sisi operator menyiapkan infrastruktur, dari sisi pemerintahan dalam menyediakan spektrum dan di sisi pengguna untuk menyiapkan handphone,” tutup Johnny..