LinkedIn Menangkan Gugatan Iklan Video  dari Para Pengiklannya
LinkedIn menangkan gugatan tentang iklan video. (foto: dok. unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Seorang hakim AS telah menolak gugatan yang menuduh LinkedIn dari Microsoft Corp menggelembungkan jumlah orang yang menonton iklan video sehingga platform jaringan ini dapat membebani tagihan pada ratusan ribu pengiklan.

Dalam sebuah keputusan pada Senin, 27 Desember, Hakim Magistrate AS, Susan van Keulen, mengatakan bahwa sementara beberapa pernyataan LinkedIn mungkin menyesatkan, namun penggugat gagal menunjukkan solusi hukum mereka yang tidak memadai sebelum menggugat berdasarkan dua undang-undang California yang hanya menawarkan bantuan yang adil seperti restitusi.

Hakim yang berbasis di San Jose, California juga mengatakan LinkedIn tidak memiliki kewajiban tersirat untuk memberikan "metrik iklan yang akurat," mengutip penafiannya bahwa data itu tidak bertanggung jawab atas penipuan klik atau aktivitas pihak ketiga terlarang yang dapat memengaruhi biaya iklan.

Para Pengiklan dalam class action yang diusulkan, menuduh LinkedIn menggelembungkan metriknya dengan menghitung "tampilan" iklan video dari aplikasi LinkedIn pengguna. Bahkan ketika video hanya diputar di luar layar karena pengguna menggulir untuk melewatinya.

Gugatan itu dimulai setelah LinkedIn mengatakan pada November 2020 bahwa para insinyurnya telah memperbaiki bug perangkat lunak yang mungkin menyebabkan lebih dari 418.000 biaya berlebih, sebagian besar di bawah 25 dolar AS. LinkedIn mengatakan itu memberikan kredit kepada hampir semua pengiklan yang terpengaruh.

Hakim van Keulen pada bulan Agustus menolak beberapa klaim pengiklan, sementara ia membiarkan yang lain melanjutkan kasusnya.

Keputusan pengadilan pada Senin lalu adalah final, yang berarti gugatan yang dipimpin oleh pengiklan TopDevz Inc dari Sacramento, California, dan Noirefy Inc dari Chicago tidak dapat diajukan lagi. LinkedIn berbasis di Sunnyvale, California.

Pengacara untuk para pengiklan tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters pada Selasa, 28 Desember. LinkedIn dan pengacaranya juga tidak segera menanggapi permintaan serupa.

Kasus ini dalam Litigasi Metrik Iklan LinkedIn, Pengadilan Distrik A.S., Distrik Utara California, No. 20-08324.