JAKARTA - Apple dilaporkan telah mempekerjakan Andrea Schubert, pemimpin komunikasi dan hubungan masyarakat Meta untuk produk augmented reality (AR). Diduga, perusahaan berniat untuk menyalip pasar milik Mark Zuckerberg.
Perusahaan diketahui sedang membuat persiapan menjelang peluncuran headset AR dan VR yang telah lama dimiliki, dengan dugaan mempekerjakan Schubert untuk peran yang sama.
Laman LinkedIn Schubert menunjukkan bahwa dia telah bekerja untuk Meta selama hampir enam tahun. Menurut jurnalis Bloomberg, Mark Gurman yang melaporkan perekrutan ini pertama kali, Meta memang cukup berjaya dengan Oculus, karenanya ia menjadi pemimpin pasar dalam headset, jadi masuk akal Schubert direkrut saat Apple mendekati peluncurannya.
Pada Black Friday dan Cyber Monday tahun ini, Meta Oculus Quest 2 adalah salah satu produk terlaris. Belum lagi aplikasi Meta Oculus menduduki puncak App Store di Amerika Serikat (AS) pada Hari Raya Natal.
BACA JUGA:
Tak hanya itu, Meta Oculus juga menjadi aplikasi gratis nomor satu di Google Play store, ini menandai bahwa sejumlah besar orang menerima headset sebagai hadiah liburan.
Sebelumnya dilaporkan Bloomberg yang dikutip dari The Verge, Senin, 27 Desember, bahwa headset Apple akan dijual dengan harga 3.000 dolar AS atau setara Rp42 jutaan (dengan kurs saat ini) dan dilengkapi dengan layar 8K, dan sistem sensor LiDAR untuk melacak tangan pengguna, yang akan memberikan pengalaman tanpa pengontrol.
Kemungkinan besar, headset juga harus bergantung pada iPhone atau Mac yang terhubung untuk tugas-tugas berat prosesor. Analis Apple Ming-Chi Kuo memperkirakan bahwa headset realitas campuran bisa diluncurkan sekitar tahun 2022.