JAKARTA - Di tengah meningkatnya penggunaan jaringan kelima alias 5G di berbagai belahan dunia, laporan terbaru menyebutkan justru jaringan anyar tersebut memiliki kecepatan yang melambat.
Data dari perusahaan analisis, Speedtest Intelligence Ookla pada laporan Q3 2021 5G Median Performance Worldwide menemukan kecepatan 5G rata-rata global sebesar 166,12Mbps.
Menunjukkan 13 persen lebih rendah dari 206,22Mbps yang tercatat selama pengujian dan sama pada kuartal tahun lalu. Sementara, kecepatan unggahnya turun menjadi 21,08Mbps, mengalami penurunan 39 persen dari 29,52Mbps yang terlihat pada Q3 2020.
Menurut Speedtest, penurunan tersebut terjadi banyak negara yang masih dalam tahap pengenalan dan pertumbuhan dengan jaringan ini, juga sebagai dampak dari pembagian spektrum pada kecepatan global.
Melansir ZDNet, Kamis, 23 Desember, saat 5G menjangkau area baru, konsistensi keseluruhan dari peningkatan kecepatan datanya lebih berfluktuasi karena berbagai teknologi jaringan dan tingkat kemajuan jaringan di seluruh dunia.
Speedtest mengatakan bahwa peristiwa melambatnya jaringan umum terjadi, karena masih dalam skala adopsi, terutama di awal siklus teknologi. Diprediksi kecepatan jaringan anyar itu akan kembali normal pada 2022 mendatang, sebab akan terjadi penambahan spektrum dan penyebaran layanan 5G secara global.
Di samping itu, data pengujian Ookla menunjukkan kecepatan 5G di posisi teratas berhasil diraih Korea Selatan dengan kecepatan unduh rata-rata 492,48Mbps, peningkatan yang signifikan dari pengukuran 411,31Mbps satu tahun lalu.
BACA JUGA:
Kenaikannya dibantu oleh jatuhnya mantan juara pertama Norwegia yang turun drastis dari tahun ke tahun (YoY), menjadi 426,75Mbps, setelah mencapai puncaknya pada 549,02Mbps pada Q3 2020. Uni Emirat Arab (UAE) juga mengalami penurunan yang serupa, dengan kecepatan dari YoY naik dari 516,58Mbps menjadi hanya 409,96Mbps.
Menyusul UAE kuartal ini adalah Arab Saudi (366.46Mbps), Qatar (359.64Mbps), Kuwait (340.62Mbps), Swedia (305.72Mbps), China (299.04Mbps), Taiwan (296.63Mbps ), dan New Zealand (296.15Mbps).
Meski negara-negara ini tertinggal, Speedtest juga mencatat bahwa 70 negara masih memiliki lebih dari 20 persen populasi yang mengandalkan teknologi 2G dan 3G berusia puluhan tahun, dengan delapan negara masih mendukung sebagian besar komunikasi nirkabel mereka.