Bagikan:

JAKARTA – Ericsson, perusahaan telekomunikasi multinasional dan penyedia infrastruktur 5G asal Swedia baru-baru ini membahas pentingnya jaringan telekomunikasi 5G untuk metaverse. Ericsson juga membahas dampak teknologi transmisi data kuat itu dalam studinya.

Menurut hasil survei Ericsson terhadap 49.000 konsumen di 37 negara, menyatakan bahwa pengguna jaringan 5G lebih tertarik pada teknologi imersif metaverse. Pasalnya, mereka telah menghabiskan satu jam lebih banyak per minggu pada platform dan layanan terkait metaverse dibandingkan dengan ketika menggunakan jaringan 4G.

Data dari penelitan tersebut juga mengungkapkan bahwa teknologi 5G diprediksi bakal menjangkau lebih banyak konsumen sekitar 510 juta pengguna pada tahun 2022. Peningkatan konsumen tersebut dinilai dapat mempengaruhi adopsi metaverse yang akan mengalami pertumbuhan signifikan bersamaan dengan meningkatnya pengguna 5G.

Di tingkat global, enam dari sepuluh pengadopsi 5G percaya bahwa teknologi ini “penting” bagi metaverse untuk mencapai realisasi penuhnya. Operator dapat memperoleh manfaat dari bundling aplikasi metaverse mereka sendiri dengan rencana 5G, menurut penelitian tersebut.

Merespon perkembangan penggunaan jaringan 5G, Telefonica, operator Spanyol, dan NTT Docomo, operator Jepang, sudah mengambil langkah-langkah untuk dapat menawarkan pengalaman metaverse kepada pengguna mereka di masa depan.

Berdasarkan survei yang dilakukan raksasa telekomunikasi Ericsson, pengguna data 5G meyakini satu hal menurut penelitian tersebut: “Metaverse pasti akan bermigrasi ke platform lain yang lebih imersif di masa depan. Survei menemukan bahwa setengah dari pelanggan 5G yang sudah menggunakan metaverse dan aplikasi Extended Reality (XR) percaya bahwa layanan ini akan bermigrasi ke headset XR  dalam dua tahun ke depan.

Hasil studi tersebut cukup mengejutkan perusahaan. Mengomentari hal tersebut, kepala Consumerlab Ericsson, Jasmeet Singh Sethi, menyatakan bahwa pihaknya tertarik mendapati data di mana pengguna 5G dapat memicu adopsi metaverse.

“Sangat menarik untuk dicatat bahwa 5G muncul sebagai enabler penting bagi pengadopsi awal untuk merangkul layanan yang berhubungan dengan metaverse, seperti bersosialisasi, bermain, dan membeli item digital dalam platform game virtual 3D interaktif. Jumlah waktu yang dihabiskan untuk aplikasi augmented reality oleh pengguna 5G juga meningkat dua kali lipat selama dua tahun terakhir,” kata Sethi.