Bagikan:

JAKARTA - Menurut data terbaru dari GSMA Intelligence selama Mobile World Congress (MWC) 2023 Barcelona menunjukkan bahwa koneksi 5G diperkirakan akan berlipat ganda dalam dua tahun ke depan. 

Per Januari 2023 GSMA mengungkap bahwa terdapat 229 jaringan 5G komersial secara global dan lebih dari 700 model smartphone 5G tersedia untuk pengguna. 

Dengan percepatan inovasi teknologi saat ini, GSMA memperkirakan penyebaran jaringan 5G baru akan tersedia di lebih dari 30 negara pada tahun 2023 saja. Dan dari jaringan baru yang akan digunakan pada tahun 2023, 15 diantaranya diharapkan jaringan 5G Standalone.

“Sampai sekarang, adopsi 5G didorong oleh pasar yang relatif matang dan kasus penggunaan konsumen seperti broadband seluler yang ditingkatkan, tetapi itu berubah. Kami sekarang memasuki gelombang kedua untuk 5G yang akan melihat teknologi ini melibatkan beragam pasar dan audiens baru," kata Peter Jarich, Kepala Intelijen GSMA dalam pernyataan di situs resmi MWC 2023.

Hingga akhir tahun 2022, koneksi konsumen di dunia melampaui satu miliar, dan akan meningkat menjadi sekitar 1,5 miliar di tahun ini, sebelum mencapai dua miliar pada akhir tahun 2025. Momentum ini mengukuhkan 5G sebagai peluncuran generasi tercepat, jika dibandingkan dengan 3G dan 4G.

“Perluasan ke kasus penggunaan dan pasar baru akan menantang ekosistem seluler untuk membuktikan bahwa 5G benar-benar cukup fleksibel untuk memenuhi beragam permintaan ini dengan cara yang inklusif dan inovatif," tambah Jarich. 

Lebih lanjut, pertumbuhan koneksi 5G ini akan datang dari pasar utama di APAC dan LATAM, seperti Brasil dan India, yang baru saja meluncurkan jaringan 5G. Bahkan, GSMA Intelligence memperkirakan akan ada empat jaringan 5G di India pada akhir tahun 2025, terhitung 145 juta pengguna tambahan.

Di sisi lain, banyak dari pasar baru yang dijadwalkan untuk meluncurkan jaringan 5G pada tahun 2023, diantaranya yaitu wilayah berkembang di seluruh Afrika, termasuk Ethiopia dan Ghana, serta Asia.