U.S. Marshals Service Mengalami Serangan Ransomware, Informasi Sensitive Terancam Terungkap"
U.S. Marshals Service (USMS) mengalami serangan keamanan ransomware. (foto: dok. pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Bulan Februari, U.S. Marshals Service (USMS) mengalami serangan keamanan ransomware yang mengakibatkan informasi penting mengenai penegakan hukum menjadi terancam. Hal ini dikatakan  seorang juru bicara pada  Senin, 27 Februari.

Menurut Drew Wade, kepala kantor urusan publik Marshals Service, dalam sebuah email kepada Reuters,  mereka telah memberitahu Departemen Kehakiman Amerika Serikat tentang insiden tersebut, dan para agen telah memulai investigasi forensik, 

"Sistem yang terdampak berisi informasi yang sangat sensitif dalam hal penegakan hukum, termasuk hasil dari proses hukum, informasi administratif, dan informasi identitas pribadi yang berkaitan dengan subjek investigasi USMS, pihak ketiga, dan beberapa karyawan USMS," kata Wade.

Kejadian ini terjadi pada tanggal 17 Februari ketika layanan tersebut "menemukan serangan ransomware dan pencurian data yang memengaruhi sistem USMS yang berdiri sendiri," setelah itu sistem tersebut diputuskan dari jaringan, kata Wade.

USMS adalah sebuah lembaga penegak hukum federal di bawah Departemen Kehakiman Amerika Serikat.

Serangan ransomware terhadap lembaga keamanan di AS pernah terjadi sebelumnya. Beberapa contohnya adalah serangan ransomware yang menyerang kota Atlanta pada tahun 2018 dan serangan terhadap Kantor Pusat Penyidikan Federal (FBI) pada tahun 2019.

Serangan ransomware dapat menimbulkan kerugian yang signifikan bagi organisasi dan individu. Berikut adalah beberapa contoh kerugian yang mungkin terjadi akibat serangan ransomware:

  1. Kerugian finansial: Organisasi mungkin harus membayar uang tebusan kepada para penyerang untuk mendapatkan kembali akses ke sistem mereka. Selain itu, organisasi mungkin juga harus membayar biaya untuk memulihkan data yang hilang atau merusak.

  2. Kehilangan data: Serangan ransomware dapat mengenkripsi data sehingga tidak dapat diakses oleh pemiliknya. Jika data yang terkena dampak adalah data penting, seperti data pelanggan atau data keuangan, organisasi dapat mengalami kerugian yang signifikan.

  3. Gangguan operasional: Jika sistem organisasi menjadi terpengaruh oleh serangan ransomware, aktivitas operasional organisasi mungkin akan terhenti atau terganggu. Hal ini dapat mengakibatkan kerugian keuangan dan reputasi bagi organisasi.

  4. Hilangnya kepercayaan pelanggan: Jika data pelanggan terkena dampak oleh serangan ransomware dan diambil alih oleh para penyerang, pelanggan mungkin kehilangan kepercayaan pada organisasi dan mencari layanan dari kompetitor.

  5. Dampak jangka panjang: Serangan ransomware dapat meninggalkan dampak jangka panjang pada organisasi, seperti penurunan reputasi atau kerugian keuangan jangka panjang.