Bagikan:

JAKARTA - Berdasarkan laporan yang diterbitkan GSMA pada 6 Desember, dalam Indonesia Digital Nations Summit di Jakarta, pemerintah Indonesia saat ini telah mengambil langkah-langkah kuat guna menjadi negara digital terkemuka. 

“Indonesia telah mencapai kesuksesan yang nyata dalam perjalanannya menjadi negara digital. Namun, mentransformasi ekosistem digital negara ini tidak akan mungkin tanpa investasi yang diperlukan dari sektor swasta,” kata Julian Gorman, Head of APAC GSMA. 

Julian menambahkan, Indonesia perlu mengadopsi pendekatan “seluruh pemerintah” (Whole-of Government/WoG). Terutama jika ingin mencapai tujuan untuk mentransformasi masyarakat secara digital dan menjadi salah satu ekonomi global teratas pada 2030.

Dengan mengimplementasikan pendekatan tersebut, Indonesia berpotensi membuka keran investasi sebesar 18 miliar dolar AS dari industri selular antara tahun 2024 dan 2030, yang sebagian besar akan digunakan untuk jaringan 5G. 

Dengan demikian, investasi di industri seluler tersebut akan memberikan kontribusi sebesar 41 miliar dolar AS terhadap PDB dalam enam tahun mendatang.

Negara-negara digital menggabungkan teknologi dan layanan digital ke semua sektor ekonomi, dengan tujuan meningkatkan produktivitas dan taraf hidup warganya. Dan teknologi jaringan 5G adalah komponen kunci dari infrastruktur yang diperlukan. 

Teknologi 5G ini ditujukan untuk menyediakan layanan berbasis jaringan yang dapat diandalkan dan mendorong teknologi baru membentuk ulang ekonomi lokal dan memodernisasi industri.

Meskipun Indonesia terdiri dari lebih dari 18.000 pulau, negara ini telah mencapai jaringan infrastruktur digital yang luas dengan 96 persen populasi sekarang tercover oleh jaringan 4G. 

“Namun, konektivitas seluler 5G akan menjadi kunci untuk mencapai target ekonomi baru, dan investasi akan memerlukan "kebijakan yang mendesak" untuk mempercepat rollout infrastruktur 5G, di tempat yang paling dibutuhkan,” tutup Julian.