JAKARTA - Ketua Digital Economy Working Group (DEWG) G20, Mira Tayyiba, mendorong setiap negara memiliki strategi digitalisasi agar transformasi digital inklusif.
"Saat ini semua orang merasa diasingkan, oleh karena itu penggunaan dan kemajuan teknologi digital semakin penting untuk memastikan tidak ada yang tertinggal no one is left behind dan tidak ada pemuda atau generasi yang hilang," kata Mira saat Lokakarya Perangkat untuk Mengukur Keterampilan Digital dan Literasi Digital di Yogyakarta, dikutip dari siaran pers, Jumat 20 Mei.
Pandemi virus corona mempercepat transformasi digital yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Mira melihat kondisi ini akan menciptakan beragam bentuk dan lansekap yang mendukung inovasi dan adopsi teknologi.
International Telecommunication Union (ITU) pada 2021 memperkirakan ada 4,9 miliar orang di dunia yang menggunakan internet.
"Aktivitas digital juga telah diperluas dan diintensifkan karena orang harus beralih ke sarana online untuk bekerja, bertransaksi, berinteraksi, dan belajar," kata Mira.
Internet mendorong penciptaan lapangan kerja baru, meningkatkan produktivitas dan membuka jalan baru untuk pertumbuhan ekonomi yang cepat.
Tapi, masih ada sekitar 2,9 miliar orang di dunia yang belum memiliki akses internet. Mayoritas, 96 persen, dari mereka tinggal di negara berkembang.
Dia menyebut kondisi ini sebagai paradoks digital. Digitalisasi juga menuntut peningkatan kompetensi pekerja.
"Digitalisasi pada akhirnya juga akan menghilangkan pekerjaan dengan tugas rutin dan manual. Oleh karena itu, semakin banyak pekerja yang membutuhkan reskilling dan upskilling untuk mengejar perubahan besar yang terjadi di bidang pekerjaan mereka," kata Mira.
Mira meyakini beberapa negara sudah menerapkan strategi digital nasional mereka dan memberikan lebih banyak perhatian pada teknologi digital yang sedang berkembang.
BACA JUGA:
"Kita semua bisa setuju bahwa masing-masing pemerintah telah memperkuat pendekatan strategi mereka menuju transformasi digital sebelum pandemi. Beberapa pemerintah telah menerapkan strategi digital nasional serta memberikan lebih banyak perhatian pada teknologi digital," kata Mira.
Strategi digitalisasi yang diterapkan Indonesia saat ini adalah program literasi digital nasional dan memasukkan kembali teknologi informasi dan komunikasi pada kurikulum sekolah.
Sementara di Uni Eropa, Komisi Uni Eropa mengusulkan Rencana Aksi Pendidikan Digital 2021-2027 antara lain berisi prinsip panduan tentang manfaat literasi digital dan bahwa setiap orang perlu memiliki keterampilan dasar digital.
DEWG G20 memiliki tiga isu prioritas, salah satunya keterampilan dan literasi digital. Presidensi G20 Indonesia mendorong delegasi bisa merumuskan penilaian yang komprehensif untuk meningkatkan produktivitas dan inklusivitas ekonomi digital.