Patuhi Pemerintah India, Starlink Ajukan Linsensi Internet Komersial Agar Bisa Segera Beroperasi
Starlink, divisi internet satelit dari perusahaan roket SpaceX cari lisensi di India. (foto: dok. starlink)

Bagikan:

JAKARTA - Starlink, divisi internet satelit dari perusahaan roket SpaceX milik miliarder Elon Musk, akan mengajukan lisensi komersial di India pada awal tahun depan guna menyediakan broadband dan layanan lainnya.

"Kami berharap telah mengajukan lisensi komersial pada atau sebelum 31 Januari 2022 (kecuali jika kami menemui hambatan besar)," kata Sanjay Bhargava, Country Director Starlink SpaceX di India dalam sebuah posting LinkedIn, yang dikutip Reuters.

Jika perusahaan dapat meluncurkan layanannya pada bulan April, perusahaan tersebut mentargetkan untuk memiliki 200.000 perangkat Starlink di India pada Desember 2022, katanya dalam presentasi yang diposting oleh Bhargava. Perusahaan sebelumnya mengatakan mereka mengharapkan 80% dari perangkat ini berada di daerah pedesaan.

Starlink adalah salah satu dari semakin banyak perusahaan yang meluncurkan satelit kecil sebagai bagian dari jaringan orbit rendah Bumi untuk menyediakan layanan internet broadband latensi rendah di seluruh dunia. Mereka biasanya memiliki fokus khusus pada daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh infrastruktur internet terestrial.

Pesaingnya termasuk Amazon.com  Kuiper dan OneWeb yang dimiliki bersama oleh pemerintah Inggris dan Bharti Enterprises India.

Sementara Starlink sendiri telah menerima lebih dari 5.000 pra-pemesanan untuk perangkatnya di India. Padahal Starlink belum memulai layanan apa pun di sana.

Meski begitu, pemerintah India, pekan lalu, mengimbau masyarakat untuk tidak berlangganan Starlink karena tidak memiliki lisensi untuk beroperasi di negara tersebut. Mereka juga memperingatkan Starlink, serta memerintahkannya untuk menahan diri untuk menerima pemesanan dan memberikan layanan, sebelum izin diterbitkan.

Starlink sendiri telah berhenti menerima pra-pemesanan untuk perangkatnya, menurut situs webnya, dengan alasan "menunggu persetujuan peraturan".

Bulan lalu perusahaan ini mendaftarkan unit lokal, Starlink Satellite Communications Private Ltd, membuka jalan untuk memulai bisnis di negara tersebut.

Bisnis layanan internet broadband latensi rendah ini memang marak di dunia. Namun hingga kini belum ada perusahaan besar yang tertarik untuk beroperasi di Indonesia. Padahal pertumbuhan pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 ini mencapai 202,6 juta jiwa.

Jumlah ini meningkat 15,5 persen atau 27 juta jiwa jika dibandingkan pada Januari 2020. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen.