Astronom Temukan Planet Baru Penuh Radiasi, di Sana Setahun Hanya 8 Jam
Ilustrasi Planet Dok NASA via / Unsplash

Bagikan:

JAKARTA - Para astronom pemburu exoplanet, atau planet di sekitar sistem bintang lain baru saja melihat dunia kecil yang dijuluki planet GJ 367 b, memiliki ukuran sekitar setengah massa Bumi.

Di antara exoplanet paling ringan yang telah ditemukan hingga saat ini, GJ 367 b mengelilingi bintang induknya dalam waktu 7,7 jam dan sangat padat, tampaknya planet ini terbuat dari besi yang hampir murni.

Disebut pula "super-Merkurius" karena lokasi dan komposisinya, serta keberadaan entitas ringan ini menantang aspek teori pembentukan planet. GJ 367 b bisa menjadi petunjuk bahwa dunia mini datang dalam keragaman yang jauh lebih luas daripada yang diyakini sebelumnya.

GJ 367 b mengorbit bintang katai merah dingin yang terletak kira-kira 31 tahun cahaya dari Bumi. Ukurannya sendiri pun sedikit lebih besar dari Mars dengan diameter 5.500 mil.

"Kami sudah mengetahui beberapa di antaranya, tetapi asal-usulnya saat ini tidak diketahui. Dengan mengukur sifat dasar yang tepat dari planet USP (periode ultra pendek), kita bisa melihat sekilas tentang pembentukan sistem dan sejarah evolusi," ungkap rekan penulis studi Kristine WF Lam, dari Institute of Planetary Research di German Aerospace Center.

Lam dan rekannya menemukan planet GJ 367 b menggunakan data yang dikumpulkan oleh Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) NASA, dan diluncurkan ke orbit Bumi pada April 2018.

TESS berburu planet menggunakan metode transit, mencatat penurunan kecerahan kecil yang disebabkan ketika sebuah dunia melintasi wajah bintangnya dari perspektif pesawat ruang angkasa.

Para astronom melihat penurunan seperti itu dalam pengamatan TESS dari katai merah GJ 367 b, yang lebarnya sekitar setengah dari Matahari, kemudian mengonfirmasi bahwa sinyal tersebut disebabkan oleh planet yang sedang transit.

Pengamatan TESS mengungkapkan periode orbit super pendek GJ 367 b, serta ukurannya relatif terhadap bintang induknya. Para peneliti mengkarakterisasi planet ini lebih jauh dengan bantuan High Accuracy Radial Velocity Planet Searcher (HARPS), sebuah instrumen yang dipasang pada teleskop 3,6 meter European Southern Observatory di Chili.

Pengukuran HARPS menunjukkan seberapa banyak GJ 367 b menarik bintang induknya, yang memungkinkan tim peneliti menghitung massa planet ekstrasurya tersebut. Menggabungkan berbagai pengamatan memungkinkan para astronom untuk menentukan seberapa padat GJ 367 b, yang lebih tinggi dari Bumi.

"Kepadatan tinggi menunjukkan planet ini didominasi oleh inti besi. Sifat ini mirip dengan Merkurius, dengan inti besi dan nikel yang tidak proporsional besar yang membedakannya dari benda terestrial lain di Tata Surya," ujar Lam.

Itu artinya, planet GJ 367 b bukanlah kandidat yang baik untuk menampung kehidupan seperti Bumi. Karena kedekatannya yang ekstrem dengan bintang induknya, planet ini diledakkan oleh radiasi bintang, menyerap sekitar 500 kali jumlah yang diterima Bumi dari Matahari.

Dikatakan para astronom, jika GJ 367 b pernah memiliki atmosfer yang substansial, itu hampir pasti hilang ke luar angkasa sejak lama. Dan planet ini kemungkinan terkunci pasang surut, selalu menunjukkan wajah yang sama dengan bintang induknya. Suhunya sendiri mencapai hingga 2.700 derajat Fahrenheit (1.500 derajat Celcius) pada siang hari yang terik.

Sayangnya para astronom tidak menemukan jelas bagaimana GJ 376b terbentuk, tetapi beberapa skenario berbeda dapat menjelaskan struktur dan komposisinya,

"Misalnya, mungkin saja planet ini terbentuk dari blok bangunan yang kaya zat besi, atau GJ 376b mungkin merupakan sisa dari planet yang lebih besar, yang sebagian besar massanya terkikis oleh radiasi bintang atau tumbukan raksasa," jelas Lam.

"Jika planet ini adalah inti sisa dari planet gas sebelumnya, maka planet gas seharusnya tidak lebih besar dari planet seukuran Neptunus," imbuhnya.