Bagikan:

JAKARTA - Persaingan di ranah mobil listrik (EV) semakin sengit. Setelah Ford awal tahun lalu mengumumkan kerja sama dengan CATL, raksasa baterai asal China, kini giliran General Motors (GM) yang dikabarkan tengah bernegosiasi untuk mengamankan teknologi baterai dari perusahaan tersebut.

Kabarnya, melansir Reuters, Jumat, 13 September, GM berencana membeli baterai EV yang menggunakan teknologi CATL, namun dirakit di pabrik baru yang akan dibangun di Amerika Serikat.

Langkah ini jelas terinspirasi rival sekota mereka, Ford Motor, yang telah berencana menggunakan teknologi CATL untuk memproduksi baterai lithium-iron berbiaya rendah di pabrik Michigan mereka.

Namun, rencana Ford tersebut menuai kontroversi. Senator Marco Rubio, Wakil Ketua Komite Intelijen Amerika Serikat, khawatir akan ketergantungan pada teknologi China di sektor sensitif seperti baterai mobil listrik.

Strategi GM tampaknya berusaha mengatasi kekhawatiran tersebut. Menurut laporan Bloomberg News, pabrik baru tersebut akan didanai dan dioperasikan oleh perusahaan elektronik asal Jepang, TDK Corp. Selain itu, lokasinya diprediksi berada di wilayah selatan Amerika Serikat dan akan menciptakan lebih dari 1.000 lapangan pekerjaan.

Negosiasi antara GM dan CATL masih berlangsung dan belum ada kesepakatan final yang tercapai. Namun, kesepakatan ini berpotensi membantu GM memproduksi baterai dengan biaya lebih rendah dan menghindari tarif baru dari pemerintah Amerika Serikat.

"Strategi EV kami berfokus pada perancangan produk yang terus menurunkan biaya, meningkatkan performa, dan melokalisasi produksi. Teknologi baterai adalah pendorong utama dari strategi tersebut. Kami tidak akan berkomentar atas spekulasi," kata pihak GM.

Perlombaan mobil listrik memaksa produsen mobil mengeluarkan biaya modal puluhan miliar dolar untuk membangun EV dan baterai baru. Mereka bersaing ketat untuk menghadirkan kendaraan yang lebih ramah lingkungan demi memenuhi regulasi emisi yang semakin ketat.

Jika kesepakatan GM dan CATL tercapai, diprediksi produsen mobil lain akan segera mengikuti langkah mereka untuk memangkas biaya produksi.