Bagikan:

JAKARTA -  Tingginya biaya produksi mobil listrik yang membuat harga jual menjadi tidak kompetitif di pasaran membuat raksasa otomotif Amerika Serikat, Ford mengumumkan penundaan pengembangan beberapa kendaraan listrik mereka. Salah satu keputusan besar yang diambil adalah membatalkan produksi SUV listrik tiga baris dan menunda peluncuran versi listrik terbaru dari truk terlaris mereka, F-150. 

Melansir Reuters, 22 Agustus, keputusan ini diambil sebagai langkah strategis untuk fokus pada pengurangan biaya produksi mobil listrik. Penundaan ini mengikuti tren yang sama dilakukan produsen mobil lain seperti General Motors.

"Dengan tekanan pada harga dan margin keuntungan, kami telah membuat keputusan untuk menyesuaikan peta jalan produk dan teknologi serta jejak industri kami untuk mencapai target EBIT (laba sebelum bunga dan pajak) positif dalam 12 bulan pertama peluncuran untuk semua model baru," kata Chief Financial Officer Ford John Lawler dalam pernyataan resminya.

Sebagai gantinya, Ford akan lebih fokus pada segmen yang selama ini menjadi kekuatan mereka, yaitu truk pikap dan kendaraan komersial. Strategi ini ditandai dengan keputusan Ford untuk memproduksi truk pikap listrik ukuran sedang dan van listrik baru. Keputusan ini disambut baik oleh investor dengan kenaikan saham Ford sebesar 1,1 persen.

CEO Ford, Jim Farley, mengatakan salah satu solusi utama untuk memperlambat pertumbuhan penjualan mobil listrik adalah menurunkan biaya produksi. Hal ini menjadi tujuan utama untuk kesehatan perusahaan di masa depan, mengingat Ford diperkirakan akan merugi hingga 5,5 miliar dolar AS pada kendaraan listrik tahun ini saja.

Untuk bersaing dengan produsen mobil listrik asal China dan Tesla yang terus menekan biaya produksi, Farley mempertaruhkan masa depan Ford pada tim khusus mereka di California yang tengah mengembangkan teknologi untuk mobil listrik yang lebih terjangkau. Kendaraan pertama yang akan menggunakan teknologi baru ini adalah truk pikap listrik ukuran sedang yang rencananya akan diluncurkan pada tahun 2027.

Selain penundaan mobil listrik, Ford juga menyatakan akan lebih fokus pada pengembangan mobil hybrid, khususnya untuk segmen SUV. Hal ini dilakukan untuk menarik konsumen yang menginginkan kendaraan dengan jarak tempuh lebih jauh namun tetap terjangkau.

Ford juga akan merelokasi sebagian produksi baterai mereka untuk memenuhi syarat mendapatkan insentif berdasarkan Undang-Undang Pengurangan Inflasi AS (IRA) dan selanjutnya menurunkan biaya produksi.

"Kendaraan listrik yang terjangkau dimulai dengan baterai yang terjangkau," kata Farley dalam pernyataannya.

Produsen mobil ini akan memindahkan sebagian produksi baterai yang mereka buat dengan mitra baterai Korea Selatan, LG Energy Solution, untuk mobil Mustang Mach-E mereka dari Polandia ke Holland, Michigan.